Mohon tunggu...
Siti Komariyah
Siti Komariyah Mohon Tunggu... Guru - Seorang hamba Allah

Khodimul Qur'an❤

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pergaulan Bebas Merusak Generasi Emas

15 Januari 2025   17:17 Diperbarui: 15 Januari 2025   17:17 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor kelima adalah penyalahgunaan internet. Remaja sering kali ingin mengetahui banyak hal dan bereksperimen, dan jika penggunaan internet tidak diawasi oleh orang tua, mereka bisa terpapar konten yang tidak sesuai, yang pada akhirnya dapat mengarah pada pergaulan bebas. Pergaulan bebas, terutama yang melibatkan seks bebas, memiliki dampak negatif yang serius bagi remaja, baik dari sisi kesehatan maupun psikologis. Bagi remaja perempuan, kehamilan yang tidak diinginkan dapat berdampak buruk pada kesehatan mereka dan bayi yang dikandung.

Adapun dampak dari pergaulan bebas, ialah:

Kesehatan Mental
Pergaulan bebas dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan mental remaja. Mereka yang terlibat dalam perilaku tersebut seringkali mengalami kecemasan, depresi, dan stres. Ketidakpastian dalam hubungan yang mereka jalani dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional.

Risiko Kesehatan Fisik
Pergaulan bebas sering kali diiringi dengan perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan narkoba dan hubungan seksual yang tidak aman. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti infeksi menular seksual (IMS) dan gangguan kesehatan lainnya.

Hubungan Keluarga yang Memburuk
Remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas seringkali mengalami ketegangan dalam hubungan dengan orang tua. Konflik dan ketidakpuasan meningkat, yang berpotensi merusak keharmonisan keluarga.

Kinerja Akademik Menurun
Pergaulan bebas dapat mengalihkan perhatian remaja dari pendidikan mereka. Akibatnya, mereka yang terlibat dalam pergaulan bebas cenderung mengalami penurunan kinerja akademik, yang dapat berdampak buruk pada masa depan mereka.

Sekularisme sebagai Akar Masalah Pergaulan Bebas

Penyebaran pergaulan bebas di kalangan masyarakat, terutama di kalangan pemuda-pemudi, tidak terjadi begitu saja. Pergaulan bebas yang meluas saat ini adalah dampak dari penerapan sistem kapitalisme yang berdasarkan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan). Sistem pendidikan yang sekuler telah menghasilkan generasi yang mengabaikan peran agama dalam kehidupan sosial mereka. Agama hanya dianggap relevan dalam konteks pribadi, seperti saat beribadah, namun aturan agama sering kali dilupakan dalam interaksi sosial sehari-hari. Salah satu contohnya adalah pergaulan bebas antara lawan jenis, di mana mereka bebas berinteraksi tanpa batasan. Hal ini menyebabkan munculnya generasi muda yang hidup tanpa mengindahkan aturan agama, dengan keyakinan bahwa mereka sendiri yang berhak menentukan hidup mereka. Akibatnya, banyak pemuda-pemudi yang terlibat dalam pacaran dan bahkan berhubungan seks di luar pernikahan. Ditambah dengan peran media yang sering menyebarkan konten yang merangsang naluri seksual, baik melalui televisi maupun media sosial.

Di sisi lain, Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur pergaulan antar jenis kelamin untuk melindungi martabat manusia, khususnya perempuan. Islam memperbolehkan interaksi antara laki-laki dan perempuan hanya dalam konteks yang diizinkan oleh syariat, seperti dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, peradilan, dan keamanan. Interaksi di luar itu dilarang. Oleh karena itu, pacaran dilarang dalam Islam karena tidak ada manfaat yang baik di dalamnya, malah cenderung menjadi jalan menuju perbuatan zina, yang telah diharamkan oleh Allah.

Allah berfirman: وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَا نَ فَا حِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya itu adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ 17:32)

Dengan demikian, segala aktivitas yang mendekatkan pada zina, seperti menonton tayangan atau membaca cerita yang membangkitkan naluri seksual, serta interaksi yang melanggar batas syariat, adalah haram. Media dalam Islam pun tidak akan menyebarkan tayangan yang amoral, melainkan hanya konten edukatif yang membentuk pemahaman Islam di kalangan masyarakat, menghasilkan individu-individu yang taat pada agama. Ini jelas berbeda dengan kondisi masyarakat saat ini yang jauh dari nilai-nilai Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun