Mohon tunggu...
Kokom
Kokom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gemar bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi: Siswa SMP Belum Lancar Membaca

1 Januari 2025   23:35 Diperbarui: 1 Januari 2025   23:50 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pojok literasi Pendidikan Anak Usia Dini 

keterampilan membaca merupakan aspek yang harus dikuasai oleh setiap orang. Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting, dengan keterampilan membaca kita akan mudah dalam mempelajari dan memahami sesuatu yang belum pernah kita ketahui sebelumnya juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis kita. 

Berbicara mengenai keterampilan membaca. Kami guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) setelah selesai mengajar dan beristirahat sambil berbincang mengenai rencana menerapkan literasi Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang lebih inovatif dari sebelumnya tepatnya awal semester Tahun Ajaran 2024-2025, dalam bincang tersebut kami membahas bagaimana cara menerapkan literasi tesebut dan metode apa yang sesuai dengan usia dini (PAUD) agar kami sebagai guru mampu menerapkan literasi dengan efektif, tentunya menyenangkan untuk usia dini juga adaptif sesuai dengan perkembangan zaman . Dalam bincang tesebut salah satu rekan guru kami, tiba-tiba menceritakan awal pengalamannya mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekitar pertengah tahun 2024 hingga saat ini.

Guru tersebut mencoba hal baru dengan menjadi guru mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK) yang sebelumnya guru mata pelajaran matematika. Ketika dalam rapat kerja dan pembagian jadwal guru mengajar, guru tersebut mendapatkan bagian mengajar di hari jumat pagi dan di hari senin siang, pada saat awal mengajar dan mulai mengadakan literasi setiap pagi sebelum melanjutkan kegiatan berikutnya. Di pengalamannya, ia menemukan siswa SMP kelas XII yang masih terbata-bata dalam membaca. Setelah mendengar cerita dari pengalamannya mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP), menimbulkan pertanyaan dari saya dan membuat saya ingin lebih tau secara mendalam mengenai kasus yang dialami siswa tersebut dan menjadikan sebuah penelitian.

Apa faktor penyebab siswa tersebut belum lancar membaca?

Singkat cerita di minggu berikutnya, setelah usai mengajar kami beristirahat dan melanjutkan diskusi pertanyaan dari saya yang belum terjawab. Setelah beberapa hari guru terebut mengajar di hari jumat pagi dalam bimbingan konselingnya siswa-siswi sekelas mulai membaca dengan keberagaman materi yang berbeda. Disela-sela terebut , guru BK mulai menganalisis kesulitan membaca secara individu terhadap siswa yang belum lancar membaca dengan mengajaknya bercerita. Dalam momen bercerita siswa kela XII tersebut mulai belajar membaca dan bercerita kepada guru, mengeluhkan bahwa ia malu kepada teman-temannya karna belum lancar membaca, selalu menjadi bahan ejekan, dan menimbulkan kecemasan pada diri siswa tesebut, yang menghambat proses adaptasi di lingkungan luar, lalu guru bertanya " bagaimana dengan orang tuamu , apa yang orang tuamu melakukan sesuatu untuk membantu kesulitan membaca anaknya ?", siswa menjawab bahwa "orang tua saya membelikan buku baca untuk belajar membaca, tolong bantu saya bu guru, saya ingin bisa membaca seperti teman-teman saya?. Tampaknya siswa tersebut hanya dibelikan buku baca saja akan tetapi orang tua tidak membimbing nya belajar membaca, yang menyebabkan siswa tersebut malas untuk belajar dan factor lingkungan pertemanan yang tidak adanya kepedulian terhadap kesulitan yang dialami temannya. Lalu guru tersebut mendapatkan informasi dari salah satu teman sekelasnya bahwa, guru terdahulu di Sekolah Dasar (SD) mengetahui bahwa siswa tersebut belum pandai membaca walaupun sudah lulus SD, mungkin juga metode pembelajaran yang kurang tepat, tidak adanya pendekatan khusus terhadap siswa secara individu untuk mengetahui kesulitan dan minat yang terdapat pada setiap siswa dan kurang terbentuknya komunikasi antara guru dengan orang tua. Karena, sampai usia yang harusnya sudah pandai membaca dan memiliki pengetahuan, kenyataannya belum pandai membaca. 

Strategi untuk mengatasi ?

Foto pengikatan literasi 
Foto pengikatan literasi 

Guru BK tesebut memberikan motivasi dan bahwa harus  bersungguh-sungguh untuk rajin belajar dan mulai membimbingnya. Siswa tersebut membalasnya dengan berterimakasih kepada ibu guru. Akhirnya dalam pertemuan literasi pagi pada saat teman sekelasnya mulai membaca dan menyimak apa yang mereka baca sebelumnya, siswa tersebut maju dan duduk di depan meja guru untuk belajar membaca dengan semangat. Walaupun hanya beberapa jam dalam satu minggu pertemuan tetapi sudah mulai menunjukan perkembangan dalam kemampuan membaca siswa tersebut. 

Foto Wisuda 
Foto Wisuda 

Kesimpulan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun