Terkadang pemikiran kita hanya terbatas pada kepentingan pribadi. Sebagai pemilik perusahaan, tentu hanya memperhitungkan keuntungan semata. Namun, penting juga untuk mengamati talenta karyawan yang cocok dengan perkembangan digital saat ini.
Cara yang paling tepat dalam memanfaatkan peluang ini, yaitu: adakan pelatihan kemampuan digital bagi karyawan.
Sederhana, namun yang paling riskan. Sesuai dengan uraian di atas, jika potensi digital hanya menjadi fokus perusahaan dan tidak melibatkan karyawan dalam pengembangannya. Otomatis, pemberdayaan karyawan melalui metode apapun tidak akan efektif.
Kurangnya pengetahuan karyawan terhadap pentingnya digitalisasi harus dijembatani dengan serangkaian pendekatan, salah satunya pendekatan inklusif. Pelatihan, seminar, workshop akan terasa percuma jika karyawan tidak memahami goals dari pembelajaran mereka.
Sehingga, sebaik-baiknya peluang adalah yang dapat mempertemukan semua kepentingan. Namun, adakah peluang tanpa tantangan di baliknya?
Threats (Tantangan)
Dalam konteks SWOT, Threats seringkali diartikan sebagai ancaman. Sebagai pemimpin perusahaan yang berpandangan positif, ancaman dapat berarti tantangan perusahaan menghadapi sikap resisten karyawan.
Hal yang paling jelas terlihat, menurunnya produktivitas karyawan yang mempengaruhi banyak aspek dalam performa perusahaan. Langkah yang harus diambil ialah sikap terbuka (openess) perusahaan untuk mendengar karyawan dari hati ke hati.
Apabila langkah tersebut gagal dilakukan perusahaan, tentu memicu gelombang resign yang tinggi. Jika ini dilihat sebagai ancaman, maka perusahaan akan segera gulung tikar. Namun, jika ini terlihat sebagai tantangan yang harus dilalui, maka ini merupakan awal yang baik untuk menyaring talenta muda baru yang ingin bertumbuh bersama.
Demikian jika konteks analisis SWOT diterapkan pada diri sendiri dalam memaknai arus digitalisasi saat ini.
Apa kekuatan terbesar kita?
Apa kelemahan terbesar kita?