Mohon tunggu...
Siti Khusnul Khotimah
Siti Khusnul Khotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis buku A Good Change: sebuah penerapan filosofi Kaizen bagi yang sedang berada di titik terendah. Menulis seputar Self-Improvement, Growth Mindset, dan Tips Penunjang Karir. Yuk berkawan di IG dan TT @sitikus.nl ✨ Salam Bertumbuh 🌻🔥

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Intip Cara Baek Hyun-woo Dekati Mertua di K-Drama Queen of Tears

10 Juni 2024   14:09 Diperbarui: 10 Juni 2024   14:21 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster serial Queen of Tears di TvN (sumber foto: wikipedia.org)

-

Hubungan antara menantu dan mertua seolah titik pusaran konflik yang sewaktu-waktu bisa merenggangkan ikatan pernikahan. Bagaimanapun juga, menantu merupakan pasangan dari anak kita sebagai mertua. Sedangkan mertua adalah orangtua bagi pasangan kita selaku menantu.

Idealnya, menantu dan mertua dapat saling berbagi selayaknya hubungan antara orangtua dan anak. Namun pada berbagai kasus, hubungan menantu-mertua yang ideal menjadi cukup sulit direalisasikan. Mengingat, tingginya ego masing-masing pihak yang merasa ingin dimengerti dan dihargai.

Pendapat semacam ini rentan mengalami gesekan sehingga timbul perdebatan diantara kedua belah pihak. Selaras dengan yang dialami Baek Hyun-woo dalam serial Korean Drama Queen of Tears. Sebagai anak bungsu dari keluarga kelas menengah di suatu perkampungan wilayah Yongdu-ri, Baek Hyun-woo selalu kehilangan martabat di hadapan mertuanya yang konglomerat di kota metropolis Seoul.

Baginya, tidak mudah memperjuangkan kelas sosial yang terhalang jurang kesenjangan yang cukup jauh. Hal ini membuat pendapat Baek Hyun-woo jarang didengarkan dalam rapat keluarga sehingga ia merasa keberadaannya tidak dihargai hanya karena ia miskin. Serial Queen of Tears tayang di TvN secara garis besar menceritakan krisis yang dialami pasangan muda Baek Hyun-woo dan Hong Hae-in dalam rumah tangganya.

Krisis yang dialami keduanya berawal dari kegagalan mereka dalam mengatasi rasa sakit akibat kehilangan anak yang mereka cintai. Baek Hyun-woo sebagai kepala keluarga amat menyayangkan kepergian anak sulung mereka yang belum sempat lahir ke dunia. Terlebih Hong Hae-in merasa gagal menjadi ibu karena tidak bisa menjaga bayi di rahimnya dengan baik.

Kehilangan anak pertama menjadikan keduanya hidup sebagai entitas yang terpisah, bukan lagi bertindak sebagai suami-istri yang saling mendukung satu sama lain. Justru, kemalangan tersebut membuat jarak yang berarti dalam rumah tangga sekaligus pekerjaan profesional keduanya.

Masalah kian membesar, begitu orangtua Hae-in turut mencampuri urusan rumah tangga Hyun-woo dengan mengisyaratkan bahwa keduanya harus segera memiliki penerus perusahaan. Keduanya yang belum pulih dari luka merasakan hal tersebut sebagai pukulan terberat yang tidak mampu dipikul sendirian.

Baek Hyun-woo, sebagai suami siaga tetap berupaya menjaga istrinya, Hong Hae-in meskipun dari jarak jauh. Miskomunikasi dengan mertuanya pun dijadikan pelajaran dan renungan agar ia dan istrinya dapat menyelamatkan rumah tangga mereka. Berikut cara khas Baek Hyun-woo menaklukan hati mertua konglomerat Grup Queens!

1. Berkata jujur meskipun pahit

Foto pernikahan Baek Hyun-woo dan Hong Hae-in di serial Drama Queen of Tears (sumber: soompi.com)
Foto pernikahan Baek Hyun-woo dan Hong Hae-in di serial Drama Queen of Tears (sumber: soompi.com)

Sebagai menantu idaman dengan usaha orangtua ternak sapi di kampung, Baek Hyun-woo bukanlah tipikal orang yang sombong. Ia tidak membesar-besarkan kekayaan orangtuanya hanya untuk terlihat pantas di tengah keluarga konglomerat Hong. Hyun-woo selalu bersikap low-profile dan jujur dalam bersikap.

Pernah terjadi kesalahpahaman karena Hyun-woo menentang proyek adiknya Hae-in dengan mengajukan audit sebelum proyek dilaksanakan. Namun, keluarga mertuanya merasa Hyun-woo terlalu jauh mencampuri urusan keluarga Hong dan diminta untuk tidak mengacaukan upaya sukses Hong Seung-cheol.

Merasa pendapat kritisnya direndahkan, Hyun-woo sang menantu idaman memilih diam sampai akhirnya proyek tersebut dibekukan dan menuai protes dari berbagai pihak. Begitu tersudutkan, mertua Hyun-woo meminta saran dari menantunya agar membantu adik iparnya keluar dari masalah tersebut. 

Cara Hyun-woo menyampaikan pandangannya dengan jujur perlu ditiru. Tidak banyak dari kita, sebagai menantu berani mengungkapkan kebenaran pada mertua sendiri. Meskipun hal itu menyangkut bisnis dan perekonomian keluarga. Kita cenderung takut mengambil langkah berpegang pada prinsip kejujuran. 

Seringkali kita mengambil jalan lain, yaitu memuji tindakan mertua dan keluarganya agar kita dianggap dan tidak disepelekan. Padahal, posisi pengecut seperti itu tidak akan mendapat apapun selain cemooh karena kita sebagai menantu dirasa tidak memiliki keteguhan prinsip untuk menyampaikan kejujuran.

2. Tidak membela pasangan ketika berbuat salah

Suami-istri sedang berdebat bersama keluarga mertua (sumber: kdramastars.com)
Suami-istri sedang berdebat bersama keluarga mertua (sumber: kdramastars.com)

Pasangan yang ideal adalah dua insan yang saling belajar menyayangi dan memperbaiki diri. Hyun-woo sebagai pemuda kampung yang bersahaja memiliki kemampuan sabar di luar nalar menghadapi tingkah Hae-in, istrinya.

Namun, suatu ketika dalam perdebatan panas bersama mertuanya, Hae-in mengambil langkah keliru yang menyebabkan kerugian perusahaan keluarga. Hyun-woo walaupun sangat mencintai istrinya, tidak lantas membela sang istri di hadapan mertuanya. Hyun-woo tetap menyampaikan pandangan yang logis mengenai kesalahan istrinya dan bagaimana sang istri bisa memperbaiki kesalahan tersebut.

Tindakan Hyun-woo dapat menjadi cerminan bagi kita. Saat pasangan keliru mengambil sikap, kita sebaiknya tidak membela apalagi menghakimi kesalahannya. Sebagai pasangan yang baik, kita perlu membimbing dan mengarahkan pasangan agar dapat mengetahui kesalahannya dan berupaya melakukan perbaikan.

Apabila kita membela pasangan di depan mertua mati-matian hanya karena kita mencintainya, maka sikap tersebut akan jadi bumerang di kemudian hari. Pasangan kita malah ceroboh dan melakukan lebih banyak kesalahan karena ia tahu dirinya akan dibela di hadapan keluarganya.

Tindakan menghakimi kesalahan pasangan juga bukan saran yang bagus. Pasangan malah akan berbalik dan menyerang kita akibat rasa percaya dirinya dihancurkan di depan keluarganya sendiri. Sehingga, masalah akan semakin buruk serta makin sulit mencari solusinya.

3. Melindungi martabat mertua di hadapan publik

Suami-istri menghabiskan waktu bersama (sumber: thebustednews.com)
Suami-istri menghabiskan waktu bersama (sumber: thebustednews.com)

Prahara dalam rumah tangga merupakan konflik yang bisa muncul dan menerpa siapa saja. Tidak peduli sempurnanya pasangan Baek Hyun-woo dan Hong Hae-in, masalah rumah tangga kerap menimpa keduanya. Hal ini tidak hanya melibatkan suami dan istri saja, namun dapat menyeret mertua serta anggota keluarga yang lain apabila tidak ditangani dengan serius.

Seperti konflik yang terjadi saat mertua Hyun-woo menemukan surat gugatan cerai darinya pada Hae-in. Berita tersebut menggemparkan jagat maya, sehingga Grup Queens selaku perusahaan keluarga turut diperbincangkan. Akibatnya, daya beli saham grup tersebut melemah karena masyarakat tidak menginginkan saham perusahaan yang kolaps.

Dalam situasi ini, Hyun-woo berupaya menjaga agar sirkulasi berita yang tidak menyenangkan cukup menjadi konsumsi keluarga. Meskipun ia sedikit jengkel dengan mertuanya yang bersikeras akan mengusirnya kembali ke kampung, Hyun-woo berusaha seorang diri memulihkan nama baik Grup Queens di mata publik.

Masalah perceraian adalah konflik internal yang sebaiknya tidak dikonsumsi media massa sehingga mempengaruhi persepsi publik terhadap profesionalitas perusahaan keluarga Hong. Sikap Hyun-woo layak mendapat apresiasi karena ia tidak berusaha cari muka atau memanfaatkan sorotan publik untuk menjatuhkan mertuanya.

Hal ini dapat menjadi refleksi bagi kita, bahwa keberpihakan orang lain yang bukan keluarga dalam masalah rumah tangga hanya akan memicu lebih banyak pertikaian yang tidak berguna. Lebih baik bagi kita untuk menutup akses adanya kecurigaan orang lain terhadap masalah internal, dengan bersikap profesional.

Dengan begitu, hubungan mertua-menantu yang selalu menjadi momok menakutkan nantinya akan terasa harmonis dan hangat selayaknya orangtua sendiri.

-

Terima kasih sudah membaca sampai akhir!

Share artikel ini ke orang terdekatmu, ya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun