Dirgahayu, Kompasiana!
Tulisan ini dibuat khusus sebagai bentuk apresiasi penulis pemula pada platform kepenulisan online: Kompasiana.
Siapa sih, yang nggak tau Kompasiana?
Mahasiswa, ada.
Pekerja kantoran, ada.
Pegiat literasi, banyak.
Salah satu alasan terbesar mengawali karier kepenulisan di Kompasiana, yaitu bertemu dengan banyak orang yang selalu menginspirasi. Baik bercerita lewat kata, membagikan pengalaman literasinya, membangun komunitas yang berdampak, dan masih banyak hal baik lainnya.
Memulai akun ini di tahun lalu, sudah banyak cerita yang dilewati. Mungkin sebagian teman pernah menganggapku aneh karena selalu menulis kisah orang-orang yang aku temui atau menyampaikan pandanganku lewat tulisan.
"Kaya gitu aja harus ditulis, ya?"
"Ngapain nulis terus, sih?"
"Emang ada yang mau baca?"
Meski mendapat cibiran dari lingkup terdekat, aku tetap menulis.
Menulis sudah lekat dengan keseharianku yang juga suka membaca. Aku suka menuliskan pendapat tentang apa saja yang memang relevan dengan ketertarikanku. Menulis pula caraku healing dan mencapai relaksasi pikiran yang tidak mampu diungkapkan lewat bahasa verbal.
Banyak kesalahpahaman terjadi, saat seorang penulis merasa gagal karena tulisannya tidak banyak dibaca orang.
Pemikiran bahwa "menulis bukan bakat saya" akhirnya menjadi pernyataan yang justru jadi bumerang. Kita gak akan bisa menulis dengan terampil, jika mindset kita belum siap diajak berkembang.
Ada pembaca memberi kritik, kita lari.
Ada penulis lain yang menyanggah, kita sembunyi.
Ada editor yang membuka peluang, kita minder duluan.
Insecure. Rasanya tulisan kita nggak bagus-bagus amat. Mindset yang belum siap justru membuat kita selalu terjebak dalam zona nyaman. Iri melihat pencapaian orang lain, tapi gak mau beranjak dan mulai berbenah.
Padahal, platform sebagus Kompasiana sudah memberi ruang bagi ide-ide kreatif agar dapat dieksplorasi seluas-luasnya. Berbagi perspektif diskusi dan silang pendapat dalam Topik Pilihan. Meningkatkan jangkauan pembaca melalui program Infinite. Menghubungkan ketertarikan satu dengan Kompasianer lain dalam Komunitas. Bertukar cerita inspiratif dan informatif pada program Lestari.
Sebagai penulis, seharusnya kita merasa tergugah untuk terus menuliskan apapun keresahan yang melanda.
Jangan pernah merasa gagal sebelum mencoba.
Ada banyak relasi yang dapat terjalin dari ratusan artikel yang terbit setiap harinya. Ada interaksi yang bisa terjadi di kolom komentar. Kita bisa memberikan rating atau penilaian yang dapat diartikan sebagai apresiasi pada penulis.
Semua fitur dari Kompasiana menjadikan kita penulis yang tidak hanya berkutat dalam tempurung, apalagi jago kandang.
Beragam kompetisi dan lomba yang bisa diikuti sambil mengasah kemampuan telaah dan bercerita lewat kata. Berbagai program apresiasi untuk penulis terbaik seperti K-Rewards, tentunya semakin menggugah keinginan kita untuk belajar menyampaikan kisah yang mampu membangkitkan simpati pembaca.
Kemudahan yang disajikan dalam kemasan "beyond blogging" harapannya bisa membantu tingkat literasi dalam negeri bertumbuh, dengan keterlibatan anak-anak muda menulis di lini masa.
Menulis bukan sekadar mengetikkan kata demi kata, tapi meningkatkan interaksi dengan pembaca melalui kisah-kisah inspiratif yang nyata. Bagikan pengalamanmu memberi dampak pada sesama, karena setiap cerita pasti berharga. Every story matters.
Terima kasih, Kompasiana!
Teruslah jadi ruang berkreasi insan muda dalam memajukan literasi anak bangsa :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H