Mohon tunggu...
Siti Khotimah
Siti Khotimah Mohon Tunggu... Lainnya - s i t i k h

If something you enjoy is not happening, then enjoy what happens 🌻

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Proses

10 Februari 2021   07:52 Diperbarui: 11 Februari 2021   05:55 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disebuah desa lahirlah seorang anak yang terlahir dari keluarga yang tidak terlalu berada, seorang anak yang bernama Ari. Ari hanya dapat bersekolah sampai sekolah dasar saja. Lantaran keterbatasan ekonomi, dia tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Setelah lulus sekolah dasar, dia hanya bisa menjadi pengembala kambing milik orang lain untuk membantu keluarga. Ari sudah tidak memiliki ayah lantaran ayahnya meninggal pada saat Ana Ani lahir dan dia hanya memiliki ibu, serta memiliki adik yang bernama Ana dan Ani.


Tak ingin terus hidup kekurangan, Ari remaja yang saat itu baru lulus SD langsung mencari pekerja. Ia akhirnya bekerja sebagai pedagang keliling, dagangan keripik singkong milik tetangganya. Ari yang saat itu masih remaja sudah harus bekerja untuk membantu ibunya.
"Ari apakah kamu tidak ingin melanjutkan sekolah seperti teman temanmu?" Ucap ibu sambil melihat ke arah Ari yang sedang duduk
"Bukannya tidak ingin bu, tapi aku harus membantu ibu serta aku harus bisa menyekolahkan adik ku bu." Ucap Ari dengan wajah sedih
Saat dia mulai berjualan keliling, yang saat itu cuaca sedang terik teriknya dengan bercucuran keringat didahi nya, ia berjualan dengan penuh semangat.
"Keripikkkkkk kerpikkkkkkkkkkkk keripikkkkkkk....." dengan lantang Ari berteriak


Saat itu juga, ia melihat teman teman yang seumurannya sekolah. Ia merasa sedih karena tidak bisa seperti teman temannya tapi harus bagaimana lagi, dia harus membantu ibunya agar bisa makan dan menyekolahkan adiknya
"Aku juga ingin seperti mereka, bisa senang senang dan belajar disekolah" ucap Ari sambil mengusap keringatnya
Saat berpapasan dengan temannya,
"Hey liat Ari, dia tidak bersekolah. Dia hanya jadi pedagang jalanan hahahahahahahahah." Ucap teman ari sambil tertawa terbahak bahak
Mendengar itu, Ari hanya dapat mengusap dada. Ari membiarkan ucapan mereka.
Beberapa saat kemudian, ada seorang anak permpuan yang bernama Nita menghampiri Ari yang merupakan teman sekelas Ari pada saat ia SD
"Halo, Ari apa kabar? Jangan dengarkan kata kata mereka ya rii. Kamu pasti bisa ko. Meskipun gak bisa lanjut sekolah kamu tetap bisa sukses. Semangat ya Arii, buktikan kepada mereka bahwa kamu bisa sukses" Ucap Nita
"Terima kasih ya Nita, aku akan selalu ingat kata kata kamu." Balas Ari
Setiap hari Arii berjualan tanpa lelah. Meskipun lelah, ia selalu ingat akan ibu dan adik adiknya. Pada suatu hari ibu nya bertanya kepada Ari,
"Ari apakah kamu tidak lelah dan panas berjualan seperti ini? Harusnya kamu bersekolah seperti teman temanmu." Ucap ibu
"Tidak apa apa bu, aku senang seperti ini. Asal ibu dan Ana Ani bahagia aku ikut bahagia meskipun aku tidak bisa bersekolah seperti teman temanku." Ucap Ari sambil meneteskan air mata

Saat Ari sedang berjualan, ia bertemu dengan bapak bapak yang sedang tersesat. Ari pun bertanya kepada bapak bapak tersebut
"Bapak sedang apa disini? Bapak dengan siapa disini?" Tanya Ari
"Saya sedang mencari alamat" Jawab Bapak bernama Pak Seno
"Bapak akan kemana?" Tanya kembali Ari
"Saya akan ke alamat ini" jawab pak Seno mobil memberikan selembar kertas
"Oh ini ya pak, ini lumayan tidak jauh dari sini. Mari saya antar." ujar Ari
"Apakah tidak apa nak? Kamu kan sedang berjualan" ujar kembali pak Seno
"Tidak apa pak, mari saya antar." Jawab Ari
Ari pun mengantar bapak bapak tersebut ke alamat tersebut. Alamat tersebut merupakan sebuah perusahaan yang cukup tinggi dan cukup terkenal. Melihat gedung tersebut Ari berdoa,
"Ya Allah, semoga saya dapat bekerja di perusahaan ini" Ari dalam hati
Setelah mengantarkan, Ari langsung pulang karena sudah sore sekali. Ia tidak bisa meneruskan jualannya.

Beberapa tahun kemudian, Ari sudah menjadi lelaki yang dewasa. Ari masih berjualan seperti dulu. Ari terus bersemangat walaupun hasilnya tidak seberapa, Ari tetap berjualan dengan penuh keikhlasan dan semangat.
Saat sedang berjualan di pinggir jalan, ada seorang bapak bapak yang menghampirinya dan bertanya,
"Apa kabar nak? Ternyata kamu masih bekerja sebagai pedagang ya." Ucap bapa sambil tersenyum kepada Ari
"Kabar baik pak, maaf bapak ini siapa ya?" Ucap Ari dengan muka bingung
Ternyata bapak bapak itu adalah Pak Seno yang waktu itu sempat ditolong oleh Ari
"Saya Pak Seno, yang waktu itu kamu tolong. Kamu pernah mengantarkan saya ke Rumah Sakit." Ucap pak Seno
"Alhamdulillah, ternyata bapak sudah sehat kembali." Ucap Ari dengan penuh semangat
"Iya nak, saya bisa sehat seperti ini karena kamu telah menolong saya waktu itu." Ucap Pak Seno
Ari membantah perkataan Pak Seno tersebut, "Bukan karena saya pak, karena Allah lebih tepatnya."
Mendengar hal itu, Pak Seno hanya tersenyum dan berkata "Nak, kalo kamu ada waktu, bisa kah kamu datang ke tempat ini." Sambil memberikan kartu nama.

Setelah itu, Ari pun pulang ke rumah dan bertemu ibunya dan dia menceritakan semuanya kepada ibunya,
"Ibu, besok aku akan pergi ke sebuah perusahaan." Ucap Ari
"Kenapa kamu harus pergi kesana nak?" Jawab Ibu
Lantas Ari menjawab, "Aku di suruh oleh seorang bapak bapak yang dulu pernah ku tolong bu."
"Ibu doakan semoga ada kabar baik dan semuanya lancar ya nak." Ibu Ari
Keesokan harinya, Ari bersiap siap untuk pergi ke perusahan milik Pak Seno. Ari berpamitan dan meminta doa kepada orangtuanya,
"Ibu aku pergi dulu ya, semoga semuanya lancar."
"Ibu akan selalu mendoakanmu nak, semoga kamu selamat sampai tujuan." Balas Ibu

Ari pun berangkat menuju perusahaan Pak Seno, Ia berangkat menaiki angkutan umum.
Sesampainya disana, ia langsung disambut dengan hangat oleh Pak Seno dan Pak Seno pun menawari sebuah penawaran yang sangat mengejutkan,
"Ari apakah kamu ingin bekerja di perusahan ini?" Ucap Pak Seno
Mendengar pertanyaan itu, Ari sangat kaget. Tidak ada hujan ataupun angin Ari ditawari seperti itu. Ari bingung harus menjawab apa, karena dia hanya lulusan sekolah dasar.
"Tapi, saya hanya lulusan sekolah dasar. Saya tidak mungkin bisa bekerja ditempat sebagus ini." Ucap Ari
"Tak apa nak, kamu bisa saya sekolah dulu dan kamu bisa sambil belajar bekerja di perusahaan ini." Ucap Pak Seno sambil tersenyum
Ari pun menyetujuinya dan langsung pergi pulang untuk memberitahu ibunya mengenai, kabar bahagia tersebut.
Sesampainya di Rumah, Ari terkejut melihat banyak orang ada dirumahnya. Ari pun terheran heran karena banyak sekali orang dan adik adiknya pun menangis
Setelah bertanya kepada warga disana, ternyata Ibunya jatuh di kamar mandi. Ibunya pun titip pesan kepada Ari,
"Nak, semoga kamu bahagia dan ibu titip adik adikmu ya. Ibu sangat percaya kepadamu, ibu sayang kalian." Ucap Ibu
Setelah mengucapkan hal tersebut, ibu Ari pun meninggalkan dunia ini. Pada saat itu, Ibu Ari memang sudah sakit sakitan tapi tidak pernah menunjukan kepada anak anaknya. Ari beserta adik adiknya begitu terpukul dan dia memang tidak punya orangtua lagi.

Tak berlarut larut dalam kesedihan, setelah ibunya meninggal Ari langsung belajar dan juga bekerja di perusahaan milik Pak Seno. Sedangkan, adik adiknya tinggal di rumah yang sudah disewakan oleh Pak Seno untuk mereka. Pak Seno begitu baik kepada Ari.
Beberapa tahun kemudian, akhirnya Ari mendapatkan gelar sarjana dan juga dia sudah paham betul mengenai seluk beluk perusahaan dan Ari menjadi CEO di perusahaan tersebut.

Saat Ari sudah bekerja di perusahaan tersebut, banyak pegawai yang kurang suka kepada Ari lantaran dia tiba tiba menjadi CEO di perusahaan tersebut, pegawai tersebut sering memfitnah Ari akan tetapi Ari selalu sabar dan pak Seno sangat percaya kepada Ari serta Ari pun tidak memanfaatkan kepercayaan pak Seno tersebut untuk hal hal yang tidak baik.

Saat sedang berada di perusahaan, Pak Seno menghampirinya dan berkata, "Ari apakah kamu sudah memiliki calon untuk mendampingi dirimu?"
Ari pun menjawab dengan santai, "Kalau jodoh gak akan kemana pak"
Mendengar hal tersebut Pak Seno tertawa ringan, "hehehehe Ari Ari"
Pak Seno pun melanjutkan pembicaraannya, "Saya ada seorang kenalan, dia sangat cantik sekali dan baik. Apakah kamu ingin bertemu dengannya?"
"Boleh saja pak, pasti pilihan bapak selalu baik untuk saya." Jawab Ari dengan tegas
Suatu hari dimana saat Ari bertemu dengan wanita tersebut, Ari sangat kaget dan tercengang. Ternyata wanita tersebut adalah Nita yang merupakan teman satu sekolah saat dia masih duduk dibangku sekolah dasar
"Nita? Apakah benar ini kamu?" Tanya Ari kepada perempuan tersebut
"Iya saya Nita, Apa kabar Ari? Kamu sudah glow up ya" ucap Nita sambil tertawa
"Alhamdulillah baik, hehe bisa aja Nit kamu" Jawab Ari dengan malu

Dari perkenalan tersebut Ari dan Nita melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.
Serta, Ari sangat kaget tercengang cengang saat mendengar bahwa Nita adalah anak Pak Seno yang merupakan orang baik yang sudah menolongnya selama ini. Mengetahui hal tersebut Ari begitu bersyukur dapat menjadi calon suami dari Nita anak Pak Seno.
Beberapa tahun kemudian, Ari dipercaya untuk mengambil alih perusahaan milik Pak Seno.
Ari pun dapat menyekolahkan adiknya ke sekolah yang bergenggsi.

Tetaplah rendah hati jadilah diri sendiri, jadikan omongan orang yang bersifat negatif menjadi motivasi agar menjadi lebih baik lagi, sertakan doa kepada Tuhan dan usaha yang keras agar tercapainya keinginan yang diimpikan, roda hidup terus berputar kadang dibawah dan ada kalanya diatas, akan tetapi saat sudah saat diatas jangan lupa dengan Tuhan yang telah memberikan rizki nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun