Pendidikan biologi di tingkat SMA bukan sekadar langkah menuju kelulusan, melainkan merupakan fondasi penting dalam membentuk pemahaman siswa terhadap konsep-konsep biologi yang mendasar. Dalam konteks ini, pemahaman konsep sel menjadi krusial, menjadi dasar bagi pengembangan pemahaman konsep biologi yang lebih kompleks di masa depan.Â
Salah satu aspek yang patut mendapat perhatian serius adalah optimalisasi media pembelajaran mikroskopis, terutama dalam studi kasus pengamatan sel di SMA. Pentingnya langkah ini tidak hanya sebatas pada upaya meningkatkan kualitas pembelajaran biologi, tetapi juga pada peran strategisnya dalam membentuk pemahaman mendalam siswa terhadap konsep sel.
Media pembelajaran adalah salah satu faktor yang berperan penting dalam proses belajar dan mengajar. Dalam pembelajaran guru biasanya menggunakan media pembelajaran sebagai perantara dalam menyampaikan materi agar dapat dipahami oleh peserta didik. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan minat serta keinginan yang baru, membangkitkan motivasi bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap pembelajaran (Wulandari et al., 2023).
Untuk belajar terkait materi sel, biasanya digunakan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu untuk mengamati benda-benda atau jasad renik yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa (manusia). Mikroskop menjadi alat yang berperan penting dalam memecahkan fenomena anatomi mikro untuk tujuan atau persoalan tertentu (Merlina, 2021).
Namun, realitas  menunjukkan bahwa pemahaman konsep biologi, terutama yang terkait dengan sel, masih menjadi tantangan di kalangan siswa SMA. Pengamatan sel melalui mikroskop seringkali tidak memberikan hasil yang optimal, penting untuk dilakukan peninjauan lebih lanjut guna mengoptimalkan media pembelajaran mikroskopis di tingkat SMA dan meningkatkan pemahaman konsep biologi.
Selain pengamatan menggunakan mikroskop, bisa dikembangkan media belajar lain untuk memperkuat pemahaman terkait meteri sel. Misalnya pembelajaran digital yang interaktif dan dapat diakses secara daring yang dapat mencakup video pembelajaran, simulasi, dan materi interaktif lainnya untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Buat konten multimedia seperti animasi, video, dan gambar yang berkualitas tinggi untuk mendukung pemahaman konsep biologi. Konten tersebut harus dirancang dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Lalu, perlu disediakan program pelatihan untuk guru agar mereka dapat memanfaatkan media pembelajaran mikroskopis secara efektif. Pelatihan ini dapat mencakup pemahaman teknologi, strategi pengajaran, dan cara mengelola pembelajaran dengan media pembelajaran yang dioptimalkan.Â
Pemahaman konsep biologi yang baik bukan hanya menjadi kebutuhan pendidikan semata, tetapi juga menjadi fondasi kuat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan pengembangan masyarakat. Selenggarakan penelitian lanjutan untuk terus menggali potensi pengembangan media pembelajaran mikroskopis. Fokus pada efektivitas pembelajaran, kepuasan siswa, dan kemajuan akademis sebagai indikator keberhasilan. Dengan mengoptimalkan media pembelajaran mikroskopis, terutama dalam konteks pengamatan sel di SMA, kita dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk generasi yang memiliki pemahaman biologi yang mendalam.Â
Sumber:
Merlina, D. (2021). Pengembangan Kinerja Mikroskop Binokular Menjadi Mikroskop Berkamera untuk Alat Praktikum dan Penelitian. Indonesian Journal of Laboratory. 4 (1), 15-20.
Wulandari, A.P., Salsabila, A.A., Cahyani, K., Nurazizah, T.S., & Ulfiah, Z. (2023). Pentingnya Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar. Journal on Education. 5 (2), 3928-3936.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H