Seorang anak menitipkan orangtua ke panti jompo membuat mereka rentan mengalami masalah emosional. Sebab semakin menua usianya, mereka menginginkan komunikasi yang intens dengan anak-anak nya. "
Masalah pekerjaan dan ekonomi sering kali menjadi alasan anak menitipkan orangtua ke panti jompo. Biasanya masalah itu anak menitipkan orangtuanya tanpa berpikir panjang bagaimana respon atau perasaan oegtuanya ketika di titipkan ke panti jompo.Â
Bahkan, juga ada anak yang metitipkan selama bertahun-tahun, sehingga secara tidak langsung anak memutuskan hubungan dengan orangtuanya.
Lalu, apakah ada dampak menitipkan orangtua ke panti jompo? Mungkin ada, akan tetapi dampak dari menitipkan orangtua ke panti jompo tidak hanya berdampak negatif melainkan berdampak positif pula!
Dampak negatif menitipkan orangtua di panti jompo
Kebutuhan emosional untuk mereka yang lansia itu sangat dibutuhkan, jangan sampai di umur mereka yang sudah mulai menua mengalami emosi yang berlebihan sehingga sulit untuk mengekspresikan sesuatu.Â
Jadi, peran anak itu sangat penting guna mendukung kesehatan fisik dan emosi orangtua yang sudah lansia. Beberapa contoh masalah emosi dan perilaku orangtua yang dititipkan ke panti jompo
Orangtua sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya ataupun orang baru yang mengasuhnya. Orangtua akan sulit mengekspresikan emosinya, dan bahkan lebih banyak menutupi perasaanya. Intinya tidak terbuka kepada orang lain.
Bahkan, orang tua bisa saja sulit untuk mengontrol emosinya. Sehingga orangtua dapat melampiaskan dalam sikap agresi atau justru sebaliknya ialah pasif.
Dengan kondisi mereka yang terbatas dengan orang lain, bisa saja menjadi beban kepada pengasuhnya, namun dari penjelasan diatas tidak semua penitipan negatif, ada juga dampak positifnya, berikut penjelasan dampak positif dan negatifnya.
Dampak positif menitipkan orangtua di panti jompo
Sering kali orang-orang menyalahkan anak sebagai orang yang tidak tahu terimakasih kepada orangtua. Sehingga tega menitipkan orangtua yang melahirkan dan membesarkan ke panti.
Akan tetapi ada tulisan Evita Djaman, psikolog yang peduli pada masalah-masalah lansia, meluruskan pandangan itu. Bahwa dijelaskan, hanya ada dua tempat penampungan lansia, yaitu panti sosial (dari pemerimtah) dan panti jompo yaitu berbayar.
Lansia yang masuk ke panti sosial adalah mereka yang terlantar atau diketahui tidak pumya keluarga. Panti sosial yang aktif berperan memasukkan lansia-lansia terlantar.
Sedangkan lansia yang berada dipanti jompo, bukan penelantaran atau yang sepertti dipikirkan banyak orang, bentuk "membuang" orang tua.
Bahkan Evita menegaskan lagi "kalaupun ada yang seperti itu, anak menitipkan dengan tujuan membuang, jumlahnya sangat, sangat sedikit".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H