Oleh : Siti Khodijah
NIM : 22107020059
Beberapa tahun lalu, tepatnya pada tahun 2012 Â saat usia saya 12 tahun dan menduduki kelas 3 Sekiolah Dasar. Saya masih ingat sekali kejadian ini, dimana adanya rasa unjuk rasa warga kecamatan cimanggu khususnya warga kampung sompok, huni, pilar dan citeluk mulud, kepada pemerintah daerah kabupaten pandeglang.Â
Aksi unjuk rasa ini dilakukan di kampung huni desa mangkualam kecamatan Cimanggu Pandeglang Banten. Saat itu yang saya lihat banyak sekali mobil polisi yang berdatangan dan Masyarakat yang memakai pakaian serba compang camping bahkan ada juga yang melumuri mukanya dengan arang, mayoritas masyarakat di desa saya mata pencahariannya dengan bekerja sebagai penambang emas, karena jauh dari pusat kota dan akses jalan yang rusak, sulit bagi masyarakat desa untuk memenuhi ekonomi.
Sehingga adanya tambang emas membuat warga mau tidak mau harus terjun ke mata pencaharian itu karena hasilnya yang lumyan dan bisa mencukupi kebutuhan ekonomi walaupun kadang hasil yang di dapat tidak sepadan dengan perjuangan bahkan nyawa menjadi taruhannya, walaupun hampir seluruh Masyarakat di desa saya mempunyai mesin gelondong emas, bisa dibilang pemukiman warga masih tergolong sederhana, bahkan bisa dilihat dari jalanan desa yang masih hancur dan rumah-rumah panggung.Â
Semenjak adanya tambang emas ekonomi di desa saya jadi mulai membaik dalam artian ada kemajuan, banyak warga yang tadinya hidup dalam belenggu kemiskinan menjadi berecukupan, saya bisa melihat kehidupan yang lebih  layak dan merasa bahagia karena akhirnya anak-anak desa bisa meraskan masa kanak-kanak yang baik, dapa dilihat dari uang jajan, membeli sepeda baru dan lainnya.
Unjuk rasa ini terjadi karena akan adanya penggusuran lahan tambang emas oleh pemerintah daerah juga ingkarnya janji PT Cibaliung sumber daya kepada masyarakat. Awalnya sebagian warga desa yang menjual tanahnya kepad PTCSD tersebut dan dijanjikan akan mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan, namun hingga saat ini janji tersebut tak pernah di wujudkan tutur salah satu warga desa pada tahun 2016, warga desa yang tadinya mengandalkan lahan tambang emas akhirnya kehilangan mata pencaharian yang sudah bertahun-tahun ini.Â
Padahal masyarakat desa menambang emas di lahannya sendiri bukan lahan milik pemerntah, dan alasan lain pemerintah daerah ingin menutup tambang emas tersebut ialah karena tambang tersebut bersifat ilegal dan tidak adanya alat keselamatan yang khusus sehingga akan beresiko besar. Masyarakat desa mangkualam dan kramatjaya sudah bebrapa kali mengajukan izin kepada pemerintah namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut yang jelas dari pemerintah. Tidak hanya 2012, namun tahun 2021 sampai 2022 pun masyarakat pernah melakukan unjuk rasa membali kepada pihak kepolisian untuk menghentikan intervensi terhadap penambangan rakyat di kecamatan cimanggu.
Menurut saya ini adalah sebuah gerakan sosial karena ini sebuah bentuk perlawanan dari suatu pihak kepda pihak lain guna menuntut keadilan masyakat akan hak-hak mereka, dimana adanya tindakan dari Masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan supaya kemiskinan tidak semakin marak juga masyarakat juga tidak ingin jadi beban Negara kaerna kehilangan sumber mata pencaharian. Teori gerakan sosial menurut Charless Tilly ini ialah teori gerakan sosial sebagai alat untuk menganalisis.Â
Charles Tily mendefinisikan gerakan sosial sebagai rangkaian tindakan yang berkelanjutan, menunjukan dan menyampaikan kepada masyarakat awam untuk membuat klaim bersama terhadap kelompok lainnya juga gerakan sosial merupakan kendaraan utama bagi masyarakat awam untuk berpartisipasi pada kegiatan politik publik (Tilly, 2004). Gerakanosial dijadikan kendaraan oleh orang-orang atau kelompok untuk menunjukkan atau tampil di publik politik. Di Indonesia, gerakan sosial dimanifestasikan dalam berbagai bentuk gerakan, para aktor gerakan sosial merupakan orang-orang independen yang tidak terkait langsung dengan kekuasaan negara. Menjelang dan pasca Orde Baru (Orba), gerakan sosial muncul dalam wujudnya yang sangat beragam, mulai dari gerakan petani, gerakan melawan negara, gerakan buruh, gerakan masyarakat sipil yang menuntut demokrasi, hingga gerakan politik.
Aksi masyarakt yang sedang ujuk rasa.