Tantangan yang Masih Ada
Meski berbagai upaya telah dilakukan, tantangan besar masih menghambat pemberantasan rasisme digital. Pengawasan konten yang dilakukan oleh algoritma sering kali tidak akurat, sementara kebijakan platform sering dianggap tidak transparan dan tidak konsisten. Di sisi lain, beberapa negara belum memiliki hukum yang cukup kuat untuk menangani kejahatan siber berbasis rasisme. Â
Menciptakan Ruang Digital yang Harmonis
Rasisme di media sosial bukan hanya persoalan teknologi, tetapi juga ujian terhadap komitmen bangsa dalam menjunjung nilai-nilai Pancasila. Dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan digital, Indonesia dapat menjadi contoh bagaimana keberagaman dapat menjadi kekuatan, bukan sumber perpecahan.Komitmen bersama untuk mengatasi rasisme digital menjadi langkah penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa: menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan bersatu, baik di dunia nyata maupun di ruang maya.
Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan teknologi, dan masyarakat menjadi kunci. Pengguna media sosial diharapkan untuk lebih bijak dalam menggunakan platform, melaporkan konten rasis, dan mendukung kampanye inklusivitas. Dengan kerja sama yang erat, dunia digital dapat menjadi ruang yang lebih aman dan adil untuk semua orang. Â
Kesimpulan
Rasisme di media sosial adalah cerminan dari masalah yang masih ada di dunia nyata. Oleh karena itu, menyelesaikan tantangan ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga perubahan budaya dan sikap di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H