Mohon tunggu...
Siti Khayla Nur azizah
Siti Khayla Nur azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya membaca novel dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rasisme di Dunia Digital: Menghadapi Tantangan Baru di Era Media Sosial

13 Desember 2024   20:38 Diperbarui: 13 Desember 2024   20:38 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi foto rasisme ; diambil dari pinterest

Di era digital, media sosial telah menjadi ruang utama untuk berbagi informasi, berinteraksi, dan mengekspresikan opini. Namun, di balik manfaatnya, platform ini juga menjadi tempat berkembangnya rasisme yang semakin kompleks dan sulit dikendalikan. Hal ini menimbulkan tantangan baru dalam upaya menciptakan lingkungan online yang inklusif dan bebas dari diskriminasi.  

Rasisme dalam Bentuk Baru  

Rasisme di media sosial sering kali muncul dalam bentuk ujaran kebencian, stereotip negatif, hingga meme yang berisi penghinaan berbasis ras. Dengan anonimitas yang ditawarkan oleh platform digital, banyak pengguna merasa lebih leluasa untuk menyebarkan konten bernada rasis tanpa takut teridentifikasi. Algoritma media sosial, yang dirancang untuk meningkatkan interaksi, sering kali memperburuk situasi dengan menyebarkan konten kontroversial atau provokatif lebih luas. Rasisme digital memiliki dampak nyata terhadap korban. Tidak hanya merusak kesehatan mental, tetapi juga memicu perpecahan sosial dan memperkuat prasangka rasial di masyarakat. Dalam beberapa kasus, ujaran kebencian online bahkan berujung pada ancaman fisik atau kekerasan di dunia nyata.  

Rasisme Digital: Ancaman bagi Persatuan dan Kesatuan

Rasisme di media sosial sering muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari ujaran kebencian, penghinaan berbasis ras atau etnis, hingga penyebaran stereotip negatif. Perilaku ini bertentangan dengan sila ke-3 Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, yang menegaskan pentingnya menjaga persatuan di tengah keberagaman bangsa.Keberadaan konten rasis di media sosial dapat merusak harmoni sosial, memecah belah masyarakat, dan menimbulkan konflik antar kelompok. Fenomena ini juga bertentangan dengan nilai sila ke-2, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang mengajarkan penghormatan terhadap martabat setiap individu tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan.

Upaya Mengatasi Rasisme Digital  

Banyak pihak kini berusaha mengatasi rasisme di dunia digital, baik melalui regulasi maupun inisiatif masyarakat. Beberapa langkah penting yang sedang diupayakan meliputi:  

1. Kebijakan Platform: Platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram mulai memperketat aturan terkait ujaran kebencian dan memperkenalkan fitur pelaporan untuk menangani pelanggaran dengan lebih cepat.  

2. Edukasi Digital: Mengedukasi masyarakat tentang bahaya rasisme online serta cara melaporkan atau menghindarinya menjadi bagian penting dari solusi jangka panjang.  

3. Hukum dan Regulasi: Pemerintah di berbagai negara mulai menerapkan undang-undang yang menghukum penyebaran ujaran kebencian di dunia maya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun