Mohon tunggu...
Siti Khadijah Boseke
Siti Khadijah Boseke Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Saya merupakan mahasiswa jurusan gizi politeknik kesehatan kemenkes makassar yang sehari-harinya melakukan kegiatan perkuliahan dan aktif mengikuti kegiatan organisasi di kampus. Hobi saya membaca novel, scroll sosial media dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengurangan Anemia pada Wanita Usia Subur: Target Global dan Strategi Pencegahan

21 Agustus 2024   11:48 Diperbarui: 21 Agustus 2024   12:03 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Anemia adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, protein penting yang berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Kekurangan hemoglobin dapat menimbulkan gejala seperti kelelahan, pusing, dan sesak napas, serta berdampak negatif pada kesehatan dan kualitas hidup individu. 

Wanita, khususnya mereka yang berada dalam usia reproduksi, sering kali menghadapi risiko lebih tinggi terkena anemia. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan ketersediaan zat besi serta nutrisi penting lainnya dalam tubuh. Menanggapi tantangan ini, Majelis Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi prevalensi anemia di kalangan wanita usia reproduksi. Dalam Resolusi nomor 65.6, WHO menargetkan penurunan sebesar 50% dalam jumlah wanita yang mengalami anemia pada tahun 2025, sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan anemia.

Penyebab Anemia

Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kekurangan zat besi. Zat besi sangat penting untuk produksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia, dan wanita sering kali lebih rentan mengalami kondisi ini akibat menstruasi dan kehamilan, di mana kebutuhan zat besi meningkat. Infeksi kronis juga dapat menyebabkan anemia dengan mengganggu produksi sel darah merah. 

Infeksi seperti tuberkulosis atau HIV dapat merusak sumsum tulang atau menyebabkan peradangan yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi sel darah merah secara efektif. Oleh karena itu, pencegahan dan pengobatan infeksi merupakan langkah penting dalam mengatasi anemia. 

Selain kekurangan zat besi, kekurangan nutrisi lain seperti vitamin B12, asam folat, dan vitamin C juga dapat menyebabkan anemia. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat mengganggu produksi sel darah merah yang sehat, sementara vitamin C berperan penting dalam meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan. 

Makanan yang kaya akan nutrisi ini harus menjadi bagian dari pola makan sehari-hari untuk mencegah anemia. Terakhir, beberapa kondisi genetik seperti talasemia dan anemia sel sabit juga dapat mempengaruhi produksi sel darah merah, mengakibatkan anemia yang memerlukan perawatan khusus.

Dampak Anemia pada Kesehatan Wanita

Dampak anemia pada kesehatan wanita dapat sangat signifikan dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan mereka. Wanita yang mengalami anemia memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi selama kehamilan. Kekurangan sel darah merah dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur. 

Selain itu, anemia sering kali menyebabkan kelelahan kronis karena sel darah merah yang kurang efisien dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas fisik dan mental, sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari dan kemampuan untuk menjalani rutinitas dengan efektif. 

Dampak anemia juga mencakup gangguan pada fungsi organ tubuh, termasuk jantung dan otak. Wanita dengan anemia mungkin mengalami gejala seperti sesak napas, pusing, dan penurunan daya tahan, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan.

Strategi Pencegahan dan Pengobatan

Strategi pencegahan dan pengobatan anemia melibatkan beberapa pendekatan yang saling mendukung untuk memastikan kesehatan yang optimal. Salah satunya adalah suplementasi zat besi dan asam folat, yang penting untuk wanita yang berisiko mengalami kekurangan nutrisi ini, seperti wanita hamil atau mereka dengan pola makan yang tidak mencukupi. 

Suplemen ini membantu meningkatkan kadar hemoglobin dan mencegah anemia yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi. Selain itu, fortifikasi makanan merupakan langkah strategis yang telah terbukti efektif di berbagai negara. Dengan memperkaya produk makanan dasar seperti tepung terigu, gandum, dan beras dengan zat besi dan nutrisi penting lainnya, banyak negara telah berhasil mengurangi angka kejadian anemia secara signifikan. 

Langkah ini membantu memastikan bahwa populasi umum mendapatkan asupan nutrisi yang cukup melalui makanan sehari-hari. Pengendalian infeksi juga merupakan elemen kunci dalam strategi pencegahan anemia. Infeksi kronis dapat mengganggu produksi dan fungsi sel darah merah, sehingga pencegahan dan pengobatan infeksi secara efektif sangat penting untuk menjaga kesehatan sel darah merah dan mencegah anemia. 

Terakhir, peningkatan kesadaran melalui edukasi mengenai pentingnya pola makan seimbang dan pemeriksaan kesehatan rutin memainkan peran penting dalam pencegahan anemia. Edukasi ini membantu individu memahami kebutuhan nutrisi mereka dan mendorong mereka untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk deteksi dini dan penanganan anemia serta masalah kesehatan lainnya.

Inovasi dalam Pengobatan Anemia

Penelitian terbaru dalam pengobatan anemia menunjukkan kemajuan signifikan melalui terapi gen, teknologi diagnostik baru, dan pendekatan inovatif dalam pengobatan. Terapi gen, seperti penggunaan CRISPR-Cas9, menawarkan potensi untuk memperbaiki gen yang rusak yang menyebabkan anemia genetik seperti talasemia dan anemia sel sabit. 

Teknologi diagnostik yang lebih canggih, termasuk tes darah sensitif dan teknik pencitraan modern, memungkinkan diagnosis yang lebih akurat dan intervensi lebih cepat. Dalam hal pengobatan, obat-obatan baru yang meningkatkan produksi sel darah merah atau memperbaiki penyerapan zat besi semakin dikembangkan. Selain itu, terapi berbasis mikrobiota usus, yang mengkaji pengaruh kesehatan usus terhadap anemia, juga menjadi area penelitian baru. Inovasi ini bertujuan untuk memberikan solusi yang lebih efektif dan personal dalam penanganan anemia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun