Mohon tunggu...
SITI KAMILAH
SITI KAMILAH Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas SD

Guru SD Kelas 1 dan Kelas 2 di Lingkungan Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 2.2

28 November 2022   13:17 Diperbarui: 28 November 2022   13:32 7329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

 

Kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari Pembelajaran Sosial dan Emosional

Perubahan pengetahuan : Pentingnya pembelajaran sosial emosional (PSE) untuk menciptakan pembelajaran yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (Well-being) secara optimal.

Perubahan Keterampilan : Berupaya mengembangkan dan meningkatkan 5 kompetensi sosial emosional (KSE) yang telah dipelajari.

Sikap sebagai pemimpin pembelajaran : Mengemplementasikan pembelajaran sosial emosional (PSE) dikelas dan di sekolah, berupa pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pebelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah

Kaitan Penbelajaran Sosial Emosional yang telah kita pelajari dengan modu-modul sebelumnya

Kaitan PSE dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara

Melalui PSE, guru dapat menciptakan well-being dalam ekosistem Pendidikan di sekolah, sehingga tercipta kondisi nyaman, sehat, dan Bahagia bagi murid. Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun kodrat anak agar mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya sehingga murid menemukan kemerdekaan dalam proses belajarnya. 

Kaitannya dengan nilai dan peran guru penggerak

Nilai dan peran yang dimiliki guru dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional dapat membangun kepercayaan diri, membangun rasa aman dan nyaman pada murid sehingga tercipta lingkungan sekolah sebagai ekosistem belajar yang sehat. PSE dapat dijadikan barometer bagi nilai dan peran guru penggerak dalam mengelola emosi, pikiran, dan perilaku sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Kaitannya dengan Visi Guru Penggerak

Pembelajaran Sosial Emosional dapat menjadi strategi untuk sekolah dalam upaya mewujudkan cita-cita dan harapan sekolah. Penerapan pembelajaran sosial emosional dapat membentuk karakter murid yang unggul dalam berbagai aspek kehidupan serta memiliki akhlak mulia yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Kaitannya dengan Budaya Poitif

Melalui pembelajaran Sosial Emosional (PSE) yang dilaksanakan secara rutin dan terus menerus akan menciptakan iklim sosial emosional yang positif sehingga akan terbentuk lingkungan pembelajaran yang menjadi kebiasaan atau budaya positif di sekolah. Guru dan murid dapat memahami emosi yang dirasakan, sehingga dapat mengontrol diri dan dapat menerapkan budaya positif dengan kesadaran sendiri (Self Awareness)

Kaitannya dengan memenuhi kebutuhan belajar murid (Pembelajaran Berdiferensiasi)

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan murid. Dengan demikian, pembelajaran sosial emosional menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi karena kompetensi sosial emosional murid merupakan kebutuhan penting yang harus dikelola oleh guru agar dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Refleksi

Sebelum mempelajari modul ini, Saya berpikir bahwa Pemebelajaran Sosial Emosional akan terbentuk dengan sendirinya secara alamiah seiring waktu yang berjalan dan tidak terintegrasi dengan pembelajaran lain (berdiri sendiri).

Ternyata Kemampuan sosial emosional dapat dikelola dengan baik untuk menumbuhkan kesadaran penuh pada murid dan guru. Dan ternyata banyak cara yang dapat diterapkan, untuk pembelajaran sosial emosional diantaranya: Pengajaran Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit, integrasi dalam pembelajaran, praktik mengajar dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas, budaya dan kebijakan sekolah serta penguatan kompetensi sosial dan emosional murid, guru, dan tenaga kependidikan, serta warga sekolah lainnya.

Murid yang berkembang secara sosial dan emosional, pada saat yang sama mereka pun berkembang secara akademik. Mengabaikan perkembangan keterampilan sosial dan emosional akan membawa efek buruk secara akademik. Pembelajaran sosial dan emosional harus diimplementasikan secara sengaja

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being). 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:

  • Kompetensi Sosial dan Emosional, meliputi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berlerasi, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
  • Membangun lingkungan belajar yang berpusat pada murid, meliputi perencanaan dan pelaksanaan proses belajar, refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar, serta partisipasi aktif orangtua.
  • Adanya komunikasi, konsistensi, dan control dari semua ekosistem Pendidikan.

Perubahan yang akan saya terapkan:

Bagi murid-murid

  • Mengajarkan 5 KSE secara spesifik dan eksplisit
  • Mengintegrasikan 5 KSE dalam praktik mengajar (interaksi guru dan murid) serta kurikulum akademik
  • Menciptakan iklim kelas, budaya, dan kebijakan sekolah.

Bagi rekan sejawat

  • Menjadi teladan
  • Menerapkan kompetensi sosial emosional dalam peran tugas
  • Menciptakan budaya mengapresiasi
  • Menunjukkan kepedulian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun