Mohon tunggu...
siti jubaidah
siti jubaidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahaiswa di UIN Antasari Banjarmasin,jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir angkatan 2021.

saya hoby mendengarkan murotal ayat suci al-Qur'an sambil bermain game online, suka kopi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Keadaan Manusia Ketika Ditimpa Musibah dan Memperoleh Nikmat menurut Al-Qur'an

21 Juni 2024   07:44 Diperbarui: 21 Juni 2024   08:29 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia dengan nikmat dan musibah tidak akan dapat dioisahkan,sebab bisa dikatakan disetiap saat manusia akan memperoleh nikmat dari Allah swt, namun tidak semua manusia mensyukuri nikmat yang telah dikaruniai kepadanya. Hal ini berbeda dengan musibah yang hanya datang hanya sesekali atau tidak setiap hari karena sifat musibah ini adalah untuk menguji kesabaran serta keimanan manusia tujuannya adalah untuk memberi peringatan kepada manusia akan kekuasaan dan kebesaran Allah swt,dalam al-Quran Allah swt telah menjelaskan bagaimana keadaan manusia ketika diberi nikmat dan diberi ujian berupa musibah, seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S al-Isra 83

وَإِذَآ أَنۡعَمۡنَا عَلَى ٱلۡإِنسَٰنِ أَعۡرَضَ وَنَ‍َٔا بِجَانِبِهِۦ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ كَانَ يَ‍ُٔوسٗا

artinya: apabila kami menganugerahkan kenikmatan kepada manusia,niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri(dari Allah swt),Namun apabila dia ditimpa musibah maka niscaya dia berputus asa

Menurut tafsir Kemenag Q.S al-Isra 83 ini menjelaskan bahwasanya Allah swt menerangkan sifat manusia secara umum yang mana jika mereka diberi kenikmatan seperti harta,kekuasaan,kemenangan,dan lain sebagainya maka mereka tidak mau lagi tunduk dan patuh kepada perintah Allah swt,bahkan mereka akan jauh dari Allah swt, sebaliknya jika mereka ditimpa musibah seperti kesukaran,,kemiskinan,kekalahan,bahkan kesengsaraan maka mereka akan berputus asadan merasa tidak akan memperoleh ap-apa lagi .Seharusnya mereka jangan berputus asa dan tetap beramal ibadah jangan berputus asa dari rahmat Allah swt

Penafsiran dari tafsir Kemenag ini serupa dengan penafsiran dalam kitab Ibnu Katsir yang mana diterangkan bahwasanya manusia akan mengerjakan selama ia memperoleh nikmatyang telah disebutkan dalam tafsir kemenag dan memperoleh apa yang mereka inginkan,lalu jika terjadi hal yang sebaliknya maka ia akan berpaling tidak mau mengerjakan ketaatan, lantas mengapa sifat manusia iru berputus asa? hal ini dikarenakan manusia tidak percaya lagi dengan karunia tuhannya disebabkan kurangnya keimanan dalam diri manusia itu sendiri.menurut pandangan salah satu ulama tafsir yakni Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di dalam kitab tafsir beliau mengatakan memang secara umum tabiat manusia itu sombong ketika memperoleh nikmat,menurut beliau manusia sombong jika diberi nikmat oleh Allah swt kecuali mereka orang-orang yaang beriman dan mengenali tuhannya. 

Pendapat beliau ini juga serupa dengan pendapat Muhammad Quraish Shihab dalam kitab tafsir al-Misbah yang mengatakan bahwa manusia akan berbangga diri hingga lupa akan berzikir dan berdo'a serta bersyukur kepada tuhannya,adapun jika manusia diberi musibah maka ia akan berlaku berputus asa seakan apa yang menimpa mereka itu akan berlangsung secara terus-menerus,kecuali bagi mereka yang mengenal tuhannya dan taat akan perintahnya maka niscaya manusia itu akan terus bersabar dan bersyukur kepada Allah swt. Wallahualam....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun