Seorang pemuda yang tak kenal lelah dan pantang menyerah, menganggap kegagalan sebagai jalan menuju suksesnya. Khalisa Muslimah, remaja kelahiran Bandung, 29 Mei 2004 ini memiliki kisah inspiratif dalam perjuangannya meraih impian. Terlahir dari keluarga sederhana membuat Khalisa belajar untuk gigih dan terus berjuang.
Khalisa telah mengalami berbagai cobaan dan tantangan yang membentuk karakternya yang tangguh. Setiap kegagalan dianggapnya sebagai batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar. Dukungan dan semangat dari keluarga serta keyakinan dirinya menjadi pendorong utama Khalisa dalam mengejar impian dan meraih prestasi yang gemilang.
Perjuangan dan Prestasi Awal Khalisa Muslimah
Khalisa menghabiskan lebih banyak hidupnya di Kota Sukabumi, sejak kecil ia sudah berpindah-pindah tempat tinggal. Meskipun demikian, tidak menghalangi Khalisa untuk berhenti berprestasi. Menempuh pendidikan di tiga Sekolah Dasar, ia lolos mewakili sekolah pada perlombaan O2SN Catur tingkat Kecamatan, memenangkan juara 2 menggambar di sekolah, hingga mendapatkan juara 3 pada lomba OSN Biologi tingkat Kecamatan.
SMPN 1 Kota Sukabumi menjadi pilihannya untuk melanjutkan pendidikan, ia diterima dikelas unggulan. Selama masa SMP, Khalisa mulai mengikuti banyak perlombaan. Ia terlibat dalam lomba KIM Pramuka (kekuatan indra manusia), olimpiade biologi (OBI) yang diselenggarakan di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), serta perlombaan silat dengan predikat juara 2 untuk lomba silat kelompok dan juara 1 untuk silat ganda.
Meskipun memiliki banyak prestasi atau pencapaian, hidupnya tidak selalu berjalan mulus. Ia juga menghadapi berbagai masalah dan rintangan sepanjang perjalanan hidupnya. Meskipun demikian, Khalisa tetap tegar dan bersemangat untuk menghadapi setiap tantangan yang datang, ia tidak pernah menyerah untuk meraih impiannya.
Kegigihan Khalisa dalam Menghadapi Rintangan
Ketika SMP, Khalisa mengalami verbal bullying atau non- fisik bullying dari kelompok yang dominan di kelas. Ini disebabkan karena kesalahpahaman. Merasa sangat terpuruk membuat Khalisa termotivasi untuk bisa meningkatkan kualitas diri. Saat ini, Khalisa tidak lagi takut jika tidak disukai oleh beberapa orang karena ia menganggap semakin tinggi pohon, maka akan semakin besar angin yang menerpanya.
Memasuki masa SMA, Khalisa mulai mengalami perubahan, sistem zonasi membuatnya tidak dapat menempuh pendidikan di SMA impiannya. Melalui beberapa pertimbangan, Khalisa memilih MAN 2 Kota Sukabumi sebagai tempatnya melanjutkan pendidikan. Ia berkata "lebih baik menjadi kepala di ikan kecil, daripada menjadi ekor di ikan besar". Meskipun tidak diterima di sekolah impiannya, ia tidak pernah hilang harapan.
Ia menunjukkan prestasi dan keaktifannya, seiring berjalannya waktu, Khalisa berhasil membuktikan bahwa tempat tidak menjadi halangan untuk berprestasi. Selama menempuh pendidikan tiga tahun di MAN 2 Kota Sukabumi, Khalisa aktif dalam organisasi siswa intra sekolah (OSIS), menjadi sekretaris jendral di forum OSIS Kota Sukabumi, meraih juara harapan 3 pada lomba LKTI tingkat nasional, juara 2 lomba KSN (Kompetisi sains nasional) biologi. Namun, dibalik prestasinya, Khalisa tentu mengalami banyak rintangan dan kegagalan.
Menghadapi Masa Paling Sulit dengan Bangkit Untuk Terus Berprestasi
Masa paling sulit, dialami Khalisa ketika memasuki perkuliahan, ia mendapat banyak penolakan, dan hasil yang tidak memuaskan. Namun, ia pantang menyerah, segala jalan dilaluinya untuk bisa melanjutkan pendidikan, dan usaha tidak pernah menghianati hasil. Khalisa diterima di FPIK Universitas Padjadjaran jurusan S1 Perikanan.
Khalisa memutuskan untuk fokus pada peningkatan soft skill nya. Selama berkuliah, ia mengikuti banyak kepanitiaan, volunteer maupun organisasi. Ia terlibat sebagai sekretaris di organisasi UCMU (universitas catur mahasiswa UNPAD), hal ini sejalan dengan minatnya saat kecil. Selain itu, Khalisa menjabat sebagai staff BEM pada biro administrasi, wakil biro administrasi KABIM (keluarga mahasiswa bidikmisi afirmasi dan beasiswa UNPAD), serta staf departemen syi'ar event pada organisasi Permadani (lembaga dakwah fakultas).
Menunjukkan kegigihannya untuk terus berprestasi, Khalisa memutuskan untuk mengikuti ajang Putra-Putri FPIK. Persaingan keras dirasakannya ketika mengikuti ajang ini. Ia mulai menyadari bahwa percaya diri adalah potensi dirinya. Melalui beberapa proses yang panjang, mulai dari unjuk kabisa, catwalk, speech dan motion challenge.
Putra-Putri Padjadjaran: Prestasi yang Tak Akan TerlupakanÂ
Keberhasilannya dalam ajang pemilihan putri FPIK, mendorong Khalisa untuk mengikuti ajang Putra-Putri Padjadjaran. Ajang yang sangat bergengsi dan cukup tinggi di Universitas Padjadjaran. Proses yang lebih sulit dan keterbatasan serta tantangan yang ada membuatnya tidak lolos dalam pemilihan Putra-Putri Padjadjaran.
Melalui ajang Putra-Putri Padjadjaran, Khalisa belajar bahwa orang dengan finansial yang kurang akan berada dalam dua pilihan, berubah atau terus di bawah. Sedangkan orang yang sudah memiliki finansial yang baik, mereka adalah orang yang cenderung mempertahankan. Setelah kegagalannya, ia termotivasi untuk terus maju dan meningkatkan nilai dirinya. Ia memutuskan untuk mengikuti ajang Duta Baca Kota Sukabumi, sesuai dengan kegemarannya pada membaca. Khalisa berhasil lolos tahap wawancara, dan masih dalam proses pemilihan.
Perjuangannya tidak selalu mudah, ajang Putra-Putri Padjadjaran, membuatnya merasakan kegagalan dan kesuksesan secara bersamaan. Ia memang gagal karena kurangnya persiapan, namun ia sukses karena berhasil melewati teman-teman nya yang lain untuk menghabiskan jatah gagal terlebih dahulu. Sampai saat ini, Putra-Putri Padjadjaran menjadi ajang paling bergengsi yang ia ikuti, meskipun belum berkesempatan menang, menjadi finalis Putra-Putri Padjadjaran akan menjadi momen yang selalu ia ingat.
Khalisa memegang prinsip, bahwa sebisa mungkin, secepat mungkin, teruslah menghabiskan jatah kegagalan. Jangan cepat puas, agar kesuksesan yang besar dapat dicapai dengan cepat. Ia mengatakan bahwa "Allah memberikan kita buku cerita, dan setiap chapter nya pasti happy ending, terus ikuti alur dan chapter nya karena pada akhirnya akan happy ending".
Pesan Khalisa untuk Para Generasi Muda
Meskipun banyak kegagalan dan rintangan dalam hidup, Khalisa mengajarkan kita untuk terus berjuang dan menghabiskan jatah gagal sebanyak mungkin. Menurutnya, setiap sosok dapat membawa perubahan, sekecil apapun, akan ada perubahan, seperti masakan yang diberi sejumput bumbu, rasanya akan berubah, begitupun dengan kehadiran seseorang.
Putra-Putri Padjadjaran membantunya menemukan minat yang sudah lama ia cari, yaitu menjadi seseorang yang bisa memberikan dampak positif pada banyak orang. Khalisa mengatakan bahwa semua orang pasti punya titik tidak beruntungnya, semua orang pasti punya titik kurangnya, ketika tiba di fase itu, habiskan kegagalan sebanyak mungkin, agar kesuksesan dapat lebih besar dan lebih cepat terjadi.
Generasi muda perlu kegigihan dalam memperjuangkan impian. Menurut pandangan Khalisa, jangan pernah puas akan pencapaian, karena tidak akan ada ujungnya. Manusia tidak akan pernah bisa merasa puas, seperti kebaikan, puas tidak memiliki ujung. Terus berjuang dan pantang menyerah, berjuang bukan untuk diri sendiri melainkan untuk orang lain.
Khalisa Muslimah adalah contoh nyata dari kegigihan dan semangat yang tak terbatas. Pantang menyerah dan tekad yang kuat telah membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha, dan kegagalan bisa saja terjadi. Namun, anggaplah setiap kegagalan yang dialami, mengurangi jatah gagal yang seharusnya dalam hidup kita, sehingga sisanya hanya akan ada kesuksesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H