Berbagi itu bukan tentang ukuran ataupun jumlah, melainkan tentang keikhlasan hati. -Anonim
Jika hati ikhlas berbagi maka serumit atau sebesar apapun pengorbanan yang dilakukan  tidak akan pernah jadi masalah meski jasa tidak dibayar sekalipun.
Rasa senang yang muncul ketika bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain, bisa membantu dan melihat senyuman yang merekah di wajah mereka seolah memberi kepuasan tersendiri.
Mengapa setelah berbagi membuat tubuh merasa bahagia?Â
Berdasarkan riset dari University of Zurich di Swiss menemukan bahwa dengan berbagi akan membuat neuron temporer-parietal junction (TPJ) yang berada di sekitaran otak mengaktifkan neuron di ventral striatum yang berhubungan dengan rasa bahagia. Sehingga ketika diri berperilaku baik dan berbagi sesama maka area di otak akan ikut merasakan kebahagiaan.
Tidak ada yang namanya kesedihan abadi. Setiap orang bisa merasakan kebahagiaan. Bahagia itu sederhana. Sesederhana dalam memaknai arti kebahagiaan itu seperti apa. -Siti Ihza
Tentu definisi kebahagiaan setiap orang itu berbeda-beda. Saya sendiri memaknai kebahagiaan itu ketika bisa kumpul bersama keluarga, bisa berbagi terhadap sesama, bisa bermanfaat sesuai bidang ilmu saya, bisa berhasil meraih segala impian dan cita-cita serta masih banyak lagi. Pada intinya, apapun definisi kebahagiaan kita tergantung dari sudut pandang mana kita menilai bahkan KBBI pun tidak ambil pusing mendefinisikan secara khusus kebahagiaan itu harus seperti apa jadi semuanya tergantung ke diri kita masing-masing.
Berbicara tentang kebahagiaan, baru-baru ini saya merasa sangat bahagia telah melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat bersama teman-teman UKM KPI Unhas. Sedikit informasi, mungkin Kompasianer masih belum tau apa itu UKM KPI Unhas. UKM KPI Unhas adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa di Universitas Hasanuddin yang bergerak di bidang keilmuan dan penalaran ilmiah. UKM KPI Unhas ini memiliki visi sebagai wadah pengembangan budaya ilmiah dengan misi yaitu menghasilkan mahasiswa yang mandiri, spesialis dan berwawasan global, mengembangkan potensi keilmuan mahasiswa, serta mendorong terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Atas misi mendorong terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi, UKM KPI Unhas melakukan pemberdayaan masyarakat atau disingkat Pemmas. Pemmas dilakukan selama 3 hari pada tanggal 4 -- 6 Desember 2020 dengan mengusung tema "Menebar Manfaat dan Menumbuhkan Jiwa Sosial; Masyarakat Berdaya dalam Bingkai UKM KPI Unhas Berkarya pada Era New Normal". Kegiatan yang dilakukan berupa Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati, Edukasi Covid-19 di Pasar, Study Club, Akkarena untuk anak-anak SD, dan Aksi Lingkungan. Adapun tempat yang menjadi area binaan kami yaitu Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Desa yang sangat sejuk, asri, dan tentunya dingin.
Perjalanan ke sana sungguh penuh tantangan, rintangan, dan cobaan. Mulai dari perjanjian keberangkatan pukul 4 sore demi menghindari hujan dan malam, alhasil dengan hati yang harus ikhlas kami berangkat pukul 6 malam rombongan 10 motor saling berboncengan. Jalanan yang berkelok, banyak tikungan, mendaki lalu menurun. Saya yang baru pertama kali melakukan perjalanan jauh menggendarai motor, dihantui perasaan sedikit was-was. Beruntungnya hujan tidak turun tetapi... jalanan ke sana sungguhh... licin ditambah lagi bercampur lumpur. Walaupun ada sedikit kecelakaan, alhamdulillah kami bisa sampai dengan selamat.
Kembali ke laptop... dari keempat agenda kegiatan Pemmas, saya diamanahkan dibagian Study Club, Akkarena, dan Aksi Lingkungan. Jadi saya akan menceritakan kebahagiaan versi saya seputar kegiatan itu. Tentunya sebelum dilaksanakan Pemmas, panitia telah melakukan survei terkait kekurangan dan potensi yang bisa digali di Desa agar kegiatan Pemmas tepat sasaran serta bisa benar-benar membantu masyarakat di Desa Monto Manurung ini.
Study ClubÂ
Sudah lama kegiatan belajar mengajar di SD Desa Monto Manurung tidak berjalan lancar, kurangnya sarana prasarana, dan sedikitnya tenaga pengajar PNS menjadi kendala pendidikan. Tak hanya itu para siswa harus menempuh perjalanan jauh untuk sampai di sekolah. Terkadang siswa datang di kelas tapi guru tidak ada, guru nya datang sebaliknya siswa tidak ada sehingga pembelajaran tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Study Club dilaksanakan dengan harapan untuk menumbuhkan kembali semangat belajar siswa selama masa pandemi. Study Club dibagi menjadi kelas literasi untuk siswa SD kelas 1 -- 4 dan kelas menghitung untuk kelas 5 -- 6. Kehadiran kami disambut baik oleh adik-adik, dilihat dari membludaknya mereka yang datang dan betapa antusiasnya mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari ice breaking hingga pembelajaran. Untuk kelas literasi siswa dibagi menjadi yang belum  dan sudah bisa membaca, siswa yang belum bisa membaca diajar sampai mahir kemudian diberikan games susun kata sementara siswa yang sudah bisa membaca diberikan bacaan kemudian menjelaskan kembali apa yang telah dibaca nya. Untuk kelas menghitung belajar garis bilangan, penjumlahan, pengurangan, perkalian bilangan dan strategi cepat menyelesaikan soal.
Akkarena
Selain kegiatan indoor ada pula kegiatan outdoor yang kami sebut  Akkarena, berasal dari bahasa bugis artinya permainan. Di halaman sekolah, kami bersama adik-adik membentuk lingkaran, saling berpegangan tangan, berputar sambil menyanyikan lagu, kemudian membentuk kelompok kecil sebanyak jumlah anggota yang disebutkan. Keseruan dan tawa menghiasi permainan kami. Selain itu, ada juga games estafet sarung, gobak sodor, tebak kata, serta mewarnai dengan menempelkan potongan kertas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,  yang berhasil menang disetiap games akan diberi hadiah. Di akhir Akkarena pengumuman pemenang serta pemberian hadiah dan souvenir kepada semua adik-adik yang ikut serta.
Aksi Lingkungan
Kegiatan aksi lingkungan dilaksanakan esok hari setelah Study Club-Akkarena. Kegiatan ini berupa penanaman 500 pohon di sepanjang jalan baru menuju destinasi wisata Air Terjun Pungbunga, sebanyak 100 Pohon Jati Putih dan 100 Pohon Salam ditanam berselingan sementara 300 pohon diberikan kepada masyarakat Desa Bonto Manurung. Setelah itu, dilakukan kerja bakti dengan mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan di sekitaran air terjun. Pemandangan indah dan hawa sejuk menemani semangat kami di pagi itu.
Kebersamaan, canda tawa, kekeluargaan semua sepaket saya rasakan selama di sana. Ingin rasanya berlama-lama tetapi ada pula tanggung jawab lain yang harus kami selesaikan di Makassar. Rencananya Desa Bonto Manurung akan menjadi area binaan kami. Tentunya besar tanggung jawab, kekonsistenan, perencanaan program yang perlu dilakukan guna mendukung kesejahteraan masyarakat Desa semakin maju. Untuk pengiriman bantuan barang kami mempercayakan kepada JNE. Kredibilitas JNE sudah tidak diragukan lagi, perusahaan besar terpercaya dengan total lebih 6.000 titik lokasi. JNE menawarkan banyak kemudahan akses dengan pelayanan cepat hingga ke pelosok negeri. Bersama JNE, kami yakin bisa mewujudkan kebahagiaan masyarakat desa, ikut mensejahterakan, dan memajukan pendidikan demi Indonesia yang lebih baik. Terima kasih JNE, karena telah hadir untuk mempermudah segala urusan pekerjaan kita semua.
Selama Pemmas ini, saya banyak belajar dan menyadari bahwa setiap rezeki yang Allah titipkan kepada kita tersisip rezeki orang lain. Tak perlu sungkan berbagi, berbagi tidak harus dengan uang, berbagi tidak harus dengan barang mewah, berbagi bisa dengan apa saja yang kita miliki. Berbagi kebahagiaan dengan membantu mereka yang kesusahan walau sekecil apapun sudah cukup membuat mereka sangat bahagia. Bergeraklah mulai sekarang karena boleh jadi ada jutaan orang  yang sedang menunggu uluran bantuan kita. Jadilah manusia yang bermanfaat bagi sesama. Karena sebaik-baiknya manusia ialah mereka yang bermanfaat bagi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H