Dimasa pandemi ini ketidakmampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran secara online membuat mereka tidak sepenuhnya mengikuti pembelajaran banyak diantara mereka yang hanya menjadi bank seperti apa yang disebutkan freire, hanya menampung apa yang dijelaskan oleh guru tanpa mengetahui apa maksud yang mereka  pelajari. Setelah itu untuk menambah apa yang ditabung kepada siswa guru hanya memberikan tugas-tugas yang banyak dan harus dikerjakan oleh siswa sehingga dari sistem bank education ini menciptakan pula adanya dehumanisasi terhadap siswa, yang mana selama masa pandemi dengan pembelajaran online ini mereka sering mengeluhkan bukan hanya tidak mengerti dengan pelajaran melainkan pula dibuat pusing serta lelah dengan tugas-tugas yang terlalu banyak dari guru.
Keberlangsungan pendidikan dimasa pandemi ini terjadi seperti apa yang telah diuraikan diatas salah satunya karena ketidakmampuan tenaga pendidik dalam beradaptasi dengan teknologi-teknologi yangdibutuhkan untuk menunjang pempelajaran online.Â
Banyak guru yang sudah berusia lanjut kesulitan mengakses teknologi tersebut sehingga kebanyakan dari mereka hanya memberikan tugas saja setiap harinya kepada siswa tanpa memberikan penjelasan apapun seperti yang seharusnya sedangkan bagi guru-guru yang melek akan teknologi dapat menjelaskan materi melalui platform video conference sepeerti zoom, google meet dan lain sebagainya, hal itu pun sering terkendala karena kuota internet yang digunakan lebih besar jika menggunakan aplikasi tersebut serta jangka waktu yang terlalu lama belajar online seperti itu membuat siswa menjadi bosan sehingga seringkali siswa hanya bergabung tetapi mematikan kamera, tidak menyalakan mic bahkan seringkali pula ketika dipanggil oleh guru tidak ada respon dari siswa tersebut.Â
Permasalahan lain juga terjadi pada sekolah-sekolah dipedalaman yang masih belum terjamah dengan akses internet, sehingga proses belajar mengajar mereka sangat terganggu. Ketdakpahaman siswa akan materi pembelajaran serta kurangnya siswa dalam berdiskusi atau berpendapat semakin menumpulkan tingkat berpikir kritis siswa sehingga dikhawatirkan ketika pembelajaran sudah berjalan normal siswa kesulitan kembali beradaptasi, banyak siswa yang merasa takut masuk sekolah dimasa pembelajaran tatap muka terbatas yang sejak bulan Oktober lalu telah diterapkan, karena mereka takut tidak bisa menjawab soal-soal dan mengikuti pemebelajaran karena sejak belajar online mereka hanya dimanjakan dengan mencari jawaban di internet tanpa mengerti materi pembelajran yang mereka pelajari. Banyaknya permasalahan pendidikan yang ada di masa pandemi ini memerlukan peran pemerintah untuk memberikan solusi terutama pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran untuk tetap dapat menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran secara online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H