Kekhawatiran dan kecemasan tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan ekonomi dimasyarakat yang ditandai dengan adanya perbedaan tindakan ekonomi atau pola konsumsi yang dilakukan yaitu kecenderungan sebagian masyarakat yang melakukan tindakan punic buying atau tindakan masyarakat yang berbelanja dengan cara memborong semua persediaan yang ada.Â
Kecenderungan memborong barang-barang ini dilakukan oleh masyarakat menengah keatas sehingga persediaan barang mereka menumpuk sedangkan masyarakat menengah kebawah justru tidak bisa mendapatkannya karena persediaan barang tersebut sudah menipis.Â
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartanti mengatakan bahwa perilaku panic buying disebabkan oleh faktor psikologis terjadi akibat informasi tidak sempurna atau menyeluruh yang diterima oleh masyarakat (Tirto, 25 Maret 2020). Kurangnya informasi tersebut menyebabkan masyarakat panik sehingga merespon dengan belanja secara masif dalam upaya penyelamatan diri. Kekhawatiran yang dirasakan oleh masyarakat yaitu khawatir harga naik jika tidak segera belanja dan khawatir barang akan segera habis ( Syadza Alifa, 2020).
Dimasa pandemi seperti ini banyak masyarakat yang mencoba beradaptasi dengan keadaan yang baru dengan memanfaatkan lahan, keterampilan dan kemampuan mereka dalam menciptakan sesuatu.Â
Banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan yang dimilikinya untuk dijadikan perkebunan kecil-kecil an untuk ditanami sayur-sayuran seperti kangkung, sawi, cabai dan jenis tanaman lain yang mudah tumbuh dan dapat dikonsumsi, jikapun tidak mempunyai lahan yang cukup untuk membuat perkebunan tersebut, kini masyarakat dapat melatih keterampilan nya dalam membuat atau melakukan penanaman melalui cara penanaman hidroponik dengan melihat referensi diberbagai sumber, selain itu dimasa pandemi seperti ini banyak juga masyarakat yang memanfaatkan peluang mendapatkan penghasilan melalui sebuah hoby yang banyak digemari dimasyarakat untuk mengurangi kejenuhan selama menjalani keseharian dirumah saja.Â
Beberapa hoby yang dapat dijadikan mata pencaharian dimasa pandemi ini adalah dengan membudidayakan dan menjual ikan cupang. Ikan yang sedang naik daun dimasa pandemi ini dapat menjadi hiburan untuk mengatasi kejenuhan dalam menjalankan aktivitas yang membosankan dimasa pandemi dengan melihat warna-warni dari ikan cupang tersebut.Â
Selain ikan cupang, dimasa pandemi ini salah satu yang sedang banyak di idolakan dan banyak dicari sebagai bagian dari hobby yang memiliki nilai penjualan yang cukup mahal. Hoby lainnya yang dapat menghasilkan dimasa pandemi ini yaitu dengan membudidayakan dan mengoleksi berbagai tanaman hias salah satunya yaitu tanaman yang dikenal dengan nama tanaman Monstera atau Janda Bolong yang harganya dapat mencapai 40 juta per daunnya. Hal ini dapat dijadikan sumber penghasilan bagi yang mempunyai hobby serupa membudidayakan dan menjual tanaman tersebut.
The Phylosophy of Money dalam Tindakan Ekonomi Masyarakat di Masa Pandemi
The Phylosophy of money merupakan suatu teori sosiologi yang dikemukakan oleh George Simmel. George Simmel lahir di Berlin panda 1 Maret 1858. Ia kuliah di Universitas Berlin pada tahun 1876. Simmel merupakan salah satu pemikir yang memiliki sumbangsih besar dalam perkembangan Sosiologi, karyanya yang paling terkenal yaitu "The Phylosophy of Money" pada tahun 1900-an yang menjelaskan konsep bagaimana uang bermain dan bekerja. Simmel meninggal pada tahun 1918.Â
Simmel dikenal sebagai Sosiolog yang mempelajari atau mempelopori kajain mengenai "Ruang Sosial". Ia menjelaskan mengenai aspek relasionis yang menjadi ciri-ciri dari masyarakat yaitu ditentukan dari produksi dan reproduksi ruang sosial itu diciptakan. Menurut Simmel Sosiologi merupakan studi tentang bentuk-bentuk interaksi, namun fokus kepada bentuk Asosiasi.
Uang merupakan bentuk asosiasi dari masyarakat dan menjadi nilai transaksi bagi proses interaksi antara satu individu atau masyarakat, misalkan dalam suatu daerah uang dapat menggantikan masyarakat dalam melakukan siskamling dengan membayar hansip untuk melakukannya.Â