Mohon tunggu...
Siti Hamida
Siti Hamida Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Halo! Nama saya Siti Hamida Imi, seorang pelajar SMA di kelas XII di SMA Plus Al-Fatimah. Saya sangat menyukai dunia menulis dan seringkali menuangkan ide-ide saya dalam bentuk artikel dan cerita pendek di blog ini. Melalui blog ini, saya berharap dapat berbagi pemikiran dan pengalaman saya tentang berbagai topik, mulai dari buku yang saya baca hingga isu-isu sosial terkini. Terima kasih sudah berkunjung, dan semoga tulisan-tulisan saya bisa menginspirasi kalian!!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Krisis Nuklir di Semenanjung Korea: Dampak Terhadap Stabilitas Global dan Upaya Diplomasi Internasional

10 September 2024   20:15 Diperbarui: 10 September 2024   20:23 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Belakang

Semenanjung Korea telah lama menjadi pusat ketegangan geopolitik yang memiliki potensi meledak menjadi konflik berskala global. Penggabungan Korea Utara tidak hanya mempengaruhi stabilitas regional di Asia Timur, tetapi juga berdampak signifikan terhadap perdamaian dunia secara keseluruhan. Dalam artikel ini, saya akan menggambarkan secara detail ancaman nuklir di Semenanjung Korea dan bagaimana hal ini mempengaruhi perdamaian dunia.

Perang Korea yang berakhir pada tahun 1953 dengan gencatan senjata tanpa adanya perjanjian damai formal telah meninggalkan bekas luka yang masih terasa hingga saat ini. Perang tersebut merupakan contoh nyata dari bagaimana konflik ideologi bisa berkembang menjadi perang berdarah yang memakan banyak korban jiwa. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak hanya mendukung sekutu mereka masing-masing secara politik dan diplomatik, tetapi juga secara militer, dengan mengirimkan pasukan dan senjata.

Ambisi Nuklir Korea Utara

Sejak dekade 1990-an, Korea Utara secara konsisten melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik yang mendukung situasi keamanan di Asia Timur Laut. Pada tahun 2006, Korea Utara melakukan uji coba nuklir pertamanya yang langsung mencapai kecaman internasional dan memicu penerapan sanksi oleh Dewan Keamanan PBB. Uji coba tersebut diikuti oleh serangkaian uji coba tambahan, termasuk pada tahun 2016 dan 2017, di mana Korea Utara mengklaim telah berhasil mengembangkan rudal balistik antarbenua (Intercontinental Ballistic Missile/ICBM) yang mampu mencapai wilayah Amerika Serikat.

Dampak pada Stabilitas Regional

Korea Utara dengan ambisi nuklirnya yang terus berkembang menambah ketegangan di wilayah ini. Baru-baru ini, Korea Utara menandatangani perjanjian strategi dengan Rusia, sementara Korea Selatan dan Jepang mempererat kerja sama militer mereka dengan Amerika Serikat. Peningkatan kebohongan ini jelas mencerminkan semakin seriusnya ancaman yang dirasakan oleh negara-negara tersebut terhadap keamanan mereka. Latihan militer gabungan yang melibatkan ribuan personel dan peralatan militer canggih secara rutin diadakan untuk menunjukkan kesiapan dan kapabilitas dalam menghadapi potensi serangan dari Korea Utara.

Tanggung Jawab Internasional

Dewan Keamanan PBB mempunyai peranan penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Pada saat ini, pengembangan senjata pemusnah masal oleh Korea Utara menyebabkan ketegangan di Semenanjung Korea serta negara-negara sekitarnya. Dewan Keamanan PBB telah memberikan kebijakan berupa sanksi seperti resolusi-resolusi yang terkait dengan pengembangan senjata nuklir dan melakukan embargo terhadap Korea Utara. Terjadinya uji coba nuklir mengakibatkan gangguan stabilitas perdamaian dan keamanan di kawasan Semenanjung Korea dan sekitarnya yang menimbulkan potensi konflik merupakan salah satu dampaknya terhadap masyarakat Internasional.

Respon Internasional

Negara-negara lain di Asia Timur Laut juga merespons tindakan Korea Utara dengan meluncurkan uji coba rudal balistik. India dan Pakistan, misalnya, merespons tindakan Korea Utara dengan meluncurkan uji coba rudal balistik, sementara Rusia dan Cina menggelar latihan perang bersama. Muncul kemudian kekawatiran kondisi geopolitik di kawasan ini akan mengarah pada persaingan kekuatan nuklir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun