Mohon tunggu...
siti hajar anaswa
siti hajar anaswa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Geliat Kepemimpinan Digital: Menguak Strategi Leadership ala Ridwan Kamil

1 Januari 2024   13:00 Diperbarui: 1 Januari 2024   14:29 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Era digital telah menjadi tonggak sejarah yang mengubah lanskap kehidupan secara menyeluruh, mempengaruhi ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor ini mendorong perlunya penyesuaian dan inovasi di semua tingkatan, khususnya oleh para pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan mengarahkan organisasi atau wilayah yang mereka pimpin. Seiring dengan perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, pemimpin di era ini dihadapkan pada tuntutan untuk memanfaatkan dan memahami implikasi teknologi tersebut.

Pemimpin di era digital tidak hanya diharapkan untuk menjalankan tugas-tugas tradisional kepemimpinan, tetapi juga untuk menjadi pionir dalam memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan kesejahteraan masyarakat. Dalam sebuah buku "Digital Leadership" karya Assoc. Prof. Dr. H. Vip Paramarta dkk, dipaparkan bagaimana pemimpin dapat efektif mengelola, mengarahkan, dan memanfaatkan teknologi digital guna mencapai tujuan organisasi. Buku ini menggarisbawahi pentingnya kepemimpinan digital sebagai kemampuan bukan hanya memahami teknologi, melainkan juga adaptasi terhadap perubahan serta pengembangan kreativitas dan inovasi.

Pemimpin di era digital dihadapkan pada tantangan kompleks, di antaranya adalah kemampuan untuk terus beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah, bersaing dan berkolaborasi secara efektif dengan pemangku kepentingan, dan memahami serta memanfaatkan potensi teknologi digital secara menyeluruh. Keberhasilan kepemimpinan di era digital diukur tidak hanya dari aspek klasik kepemimpinan, tetapi juga dari kemampuan untuk menghadapi tantangan inovatif dan menggali peluang yang muncul seiring dengan transformasi digital. Kepemimpinan tradisional yang kaku dan tidak responsif terhadap revolusi digital dapat berujung pada keterlambatan, ketidakpuasan, dan ketidaksetaraan. Dalam konteks ini, digital leadership menjadi suatu keharusan mutlak, menjadi pilar utama dalam memastikan keberlanjutan, stabilitas, dan inklusivitas organisasi atau wilayah yang dipimpin. Oleh karena itu, pemimpin di era digital tidak hanya diharapkan untuk memimpin, tetapi juga untuk menjadi agen perubahan yang memandu organisasi atau wilayah ke arah kesuksesan dalam era digital yang terus berkembang.


Konsep digital leadership adalah konsep yang menggambarkan kemampuan untuk memimpin dan mengelola organisasi atau wilayah dalam era digital yang terus berkembang (Suhsmith, 2023). Konsep digital leadership mencakup beberapa elemen kunci yang membentuk pondasinya. Pertama, visi digital menuntut kemampuan untuk menggambarkan bagaimana teknologi digital dapat mendukung tujuan organisasi atau wilayah. Selanjutnya, strategi digital melibatkan perencanaan dan pelaksanaan langkah-langkah untuk merealisasikan visi tersebut. Kepemimpinan digital menjadi esensial dalam memotivasi dan menginspirasi partisipasi dalam transformasi digital. Tak kalah pentingnya, inovasi digital melibatkan kemampuan menciptakan solusi kreatif berbasis teknologi. Terakhir, kolaborasi digital menjadi landasan untuk berinteraksi dengan berbagai pihak melalui teknologi digital, baik internal maupun eksternal.

Teori adaptasi organisasi terhadap teknologi digital melibatkan langkah-langkah seperti mengintegrasikan teknologi digital ke dalam operasional, mengubah budaya organisasi untuk mendukung perubahan dan inovasi, serta mengembangkan kapabilitas adaptif dan inovatif (Lesnussa et al., 2023). Tahap adaptasi terdiri dari eksplorasi, integrasi, rekonfigurasi, dan transformasi, yang masing-masing mencerminkan perjalanan organisasi dalam mengenal, mengintegrasikan, merekonfigurasi, dan mentransformasi diri menjadi organisasi digital yang sepenuhnya.

Sumber daya manusia dan perubahan perilaku dalam konteks kepemimpinan digital adalah aspek yang berkaitan dengan bagaimana pemimpin dapat mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia yang menjadi bagian dari organisasi atau wilayah yang dipimpin, serta bagaimana pemimpin dapat mempengaruhi dan mengubah perilaku karyawan atau masyarakat agar sesuai dengan tujuan dan nilai organisasi atau wilayah yang dipimpin. Dalam konteks ini, Prof. Agus Pramusinto, Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), mengungkapkan pentingnya kepemimpinan digital dalam menghadapi transformasi digital. Beliau menyoroti perlunya kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengadopsi sistem baru yang cepat dan inovatif, sambil menekankan urgensi pelatihan digital bagi sumber daya manusia (SDM) (Komisi Aparatur Sipil Negara, 2022). Buku "Leadership di Era Digital" oleh CV. Insan Cendekia Mandiri juga menyoroti pentingnya pemimpin dalam memahami dan peka terhadap penggunaan media digital, serta mempraktikkan komunikasi kepemimpinan yang efektif untuk memastikan kinerja optimal setiap anggota organisasi.


Salah satu contoh praktik kepemimpinan di era digital yang menarik untuk dikaji adalah Ridwan Kamil. Ridwan Kamil, atau yang akrab disapa Kang Emil adalah seorang arsitek dan politisi Indonesia. Beliau telah menjabat sebagai Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat. Ia memiliki latar belakang pendidikan di bidang arsitektur dan urban design, serta pengalaman bekerja di berbagai proyek arsitektur di Indonesia dan luar negeri. Kang Emil memasuki dunia politik pada 2013 dengan mengajukan diri sebagai calon Wali Kota Bandung melalui Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera. Ia berhasil memenangkan pilkada dengan mendapatkan 45,25% suara (Hadi, 2023). 

Ridwan Kamil memiliki visi dan misi yang jelas, inspiratif, dan berorientasi pada masa depan, yang menjadi arah dan tujuan bagi organisasi atau wilayah yang dipimpin. Visi dan misi ini mencerminkan elemen visi digital dari konsep digital leadership, yaitu kemampuan untuk memvisualisasikan dan mengomunikasikan bagaimana teknologi digital dapat membantu organisasi atau wilayah mencapai tujuannya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun