Dalam hati tersisa nyala, Â
Kenangan pahit tak mudah sirna, Â
Namun waktu perlahan berkata, Â
Maafkanlah, biar damai menjelma. Â
Dulu hati penuh nestapa, Â
Tergores perih, tiada tara, Â
Tapi maaf membuka mata, Â
Bahwa luka bukan selamanya. Â
Dendam hanyalah bara fana, Â
Membakar jiwa tanpa makna, Â
Lebih indah beri cahaya, Â
Dengan maaf yang tulus terasa. Â
Kini kubiarkan lara sirna, Â
Menyambut hari penuh bahagia, Â
Karena luka mengajarkan kita, Â
Bahwa maaf lebih mulia. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!