Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menulis membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Batang yang rapuh

20 Desember 2024   23:38 Diperbarui: 20 Desember 2024   23:38 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Batang yang rapuh di tengah hutan,  

Tergoyang oleh angin yang lembut,  

Namun tak mampu menahan beban,  

Cahaya surya pun tak cukup.

Rantingnya patah di tengah perjalanan,  

Langkahnya terhenti oleh waktu yang kejam,  

Namun meski rapuh, ia tetap bertahan,  

Berdiri tegak meski segala sirna.

Sekeping harapan di ujung ranting,  

Tak lagi kokoh, namun tetap berjuang,  

Mencari makna dalam setiap hembusan,  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun