Di masa muda penuh tempo, Â
Melangkah lincah tanpa beban serupa lompo, Â
Kini terdiam, tubuh mulai layu dan loyo, Â
Namun semangat hati tak pernah robo. Â
Waktu berlalu, raga tak lagi gesit seperti tempo, Â
Kenangan indah tertinggal di balik lemari foto, Â
Meski kulit keriput dan langkah mulai leto, Â
Namun jiwa muda tetap hidup dalam sanubari yang melo. Â
Dahulu dunia terasa luas sejauh mata memandang horizon tempo, Â
Kini batas langkah adalah pintu rumah dan lampu, Â
Meski usia bertambah, hati tetap berbinar laksana api obor moko, Â
Sebab cinta dan cerita hidup selalu membawa harapan yang soko. Â
Remaja jompo bukanlah akhir kisah tempo, Â
Melainkan awal baru untuk merenung dan berfokus pada sinar loko, Â
Dalam doa, mereka berbincang dengan Sang Pemilik wajo, Â
Bahwa hidup adalah anugerah, dari muda hingga usia senja tetap berujung sajo. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H