Aku berjalan di tengah asa, Â
Hati terbelah, dua arah berbeda, Â
Cinta yang tumbuh, sulit terbaca, Â
Menjerat rasa dalam dilema yang sama. Â
Seakan angin membawa pesan rahasia, Â
Antara rindu dan luka yang membara, Â
Langkahku terhenti di batas kata, Â
Mengapa cinta harus mendua? Â
Di satu sisi ada bahagia, Â
Di sisi lain tersimpan duka, Â
Keduanya memanggil dengan suara, Â
Namun mana yang harus kupeluk selamanya? Â
Akhirnya kupasrah pada takdir semesta, Â
Biarkan waktu menjawab teka-teki nyata, Â
Semoga hati menemukan jalannya, Â
Menyatu dalam cinta yang satu saja. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H