Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menulis membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kala Langit Tak Mau Reda

1 Desember 2024   17:19 Diperbarui: 1 Desember 2024   17:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ufuk jauh, awan pun membara,
Menggulung harapan dalam duka nestapa,
Hujan turun tanpa jeda,
Membasuh dunia yang penuh asa.

Kala langit enggan berkata,
Hanya gemuruh menyapa di sela udara,
Rintik menjadi lagu yang membekap jiwa,
Mengajarkan luka tentang makna setia.

Dalam gelap, cahaya sirna,
Mimpi-mimpi tersapu derasnya amarah,
Namun hati tetap percaya,
Setiap badai membawa hikmah yang nyata.

Kala langit tak mau reda,
Kita berdiri di bawahnya, tak gentar meski lelah,
Sebab hujan ini bukan akhir cerita,
Hanya jeda menuju pagi yang cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun