Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Hobi Bernyanyi, menari, bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kolak Ramadhan yang digemari Masyarakat Jogja sebagai Sarat Makna

14 April 2024   13:39 Diperbarui: 14 April 2024   13:42 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat berpuasa yang paling banyak ditunggu salah satunya adalah hidangan berbuka puasa, dimana ketika berbuka puasa terdapat salah satu makanan favorit saat kita berpuasa. Tentu setiap orang mempunyai hidangan favoritnya masing-masing. Salah satu yang menjadi hidangan favorit orang Indonesia disaat berbuka puasa adalah kolak.

Bulan Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk menghidangkan kolak atau menjualnya sebagai minuman pelepas dahaga yang menyegarkan saat berbuka puasa. Begitu juga yang dilakukan oleh Ibu Reni, pedagang kolak di Kampung Ramadhan Jogokaryan. "Saya selalu jualan kolak di KRJ setiap Ramadhan, karena peminatnya lebih banyak. Kolak saya isinya lengkap dan manis asli gula, juga terjangkau harganya per gelas dingin atau hangat hanya 5000 rupiah saja, sehingga penjualan laris hingga sampai dekat lebaran,"terang Ibu Reni sembari melayani pembeli.

Kolak berasal dari Indonesia, banyak yang mengira makanan ini berasal dari Timur Tengah karena rasanya yang manis. Makanan ini menjadi salah satu media penyebaran agama Islam khususnya di Pulau Jawa. Makanan yang dibuat dari paduan pisang atau ubi, gula aren dan santen ini mempunyai filosofi mendasar dari bahasa Arab yaitu khalik yang berarti Sang Pencipta Allah SWT. Dengan maksud agar masyarakat Ketika memakan makanan tersebut bisa lebih dekat kepada sang pencipta-Nya dengan harapan rasa syukur sehingga menambah kedekatan diri kepada Allah SWT.

Di setiap pembuatan kolak terdapat filosofi yang jarang diketahui oleh orang-orang bahkan yang sudah terbiasa membuatnya. Penggunaan pisang kapok juga memiliki makna yang berarti masyarakat diharuskan untuk kapok atau jera terhadap dosa yang telah dilakukan selama hidupnya. Bahan lain yang digunakan seperti ubi atau sering dikenal dengan nama telo pendem juga memiliki makna yang berarti bahwa masyarakat harus mengubur kesalahan yang pernah diperbuat sebingga bisa melanjutkan hidup dengan jalan penuh ridho Allah SWT dan santan yang dalam bahasa Jawa disebut santen yang merupakan kependekan dari kata pangapunten dengan arti permohonan maaf.

Selain rasanya yang enak, kolak juga dapat memberikan energi bagi siapapun yang memakannya dengan kandungan gula di dalamnya, sehingga energi orang-orang yang berbuka puasa dapat kembali sempurna dan bisa menjalankan aktivitas ibadah malam lebih semangat lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun