Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

UIN Khas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Buya Hamka dalam Pendidikan Akhlak

28 April 2022   07:37 Diperbarui: 28 April 2022   07:41 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai seorang Ulama dan Sejarawan, Buya Hamka bahwasannya Akhlak ialah sifat mulia seorang manusia yang diambil dari ajaran Tauhid yang dibawa oleh para Nabi, Yakni mengesakan dzat yang meliputi dan menguasai seluruh langit dan bumi serta alam semesta yang kemudian diwujudkan dalam bentuk pengamalan.

Orang yang menanam kokoh Tauhid dalam diri akan memandang kecil segala urusan didalam kehidupan, Hingga harga diri bahkan mati pun menjadi murah demi memperjuangkannya.

Buya Hamka juga memandang bahwa Akhlak adalah konsekuensi dari kemajuan perasaan manusia , Di dalam pergaulan bermasyarakat Buya Hamka pun menegaskan bahwa mestilah seorang itu  memunculkan kebaikan-kebaikan dalam pergaulannya, Kebaikan-kebaikan ini yang disebut Akhlak, Yang menjadi Undang - Undang  untuk kepentingan masyarakat  yang faedahnya bukan untuk individu saja, tetapi untuk bersama. 

Contoh akhlak itu  seperti lurus , Jujur, Tulus, Ikhlas, Bisa Di percaya, Tetap hati, Teguh janji, Hormat dan Khidmat. Sumber Akhlak itu ada dua : Yakni bersumber pada agama dan pada bukan agama. Buya Hamka  memandang Akhlak itu bersumber pada agama, Hal ini dapat dilihat dari uraian beliau bahwa jalan muda menemukan bahagia adalah lewat agama.

Menurut Buya Hamka, Agama ialah hasil dari kepercayaan dalam hati yang timbul  lantaran ada I'tikad lebih dahulu, menurut dan patuh karena ada iman. Maka sebab itulah dapat di katakan bahwa agama adalah ujung I'tikad atau tekad, tashdiq atau yakin, dan iman. Sehingga bertambah kuat iman, bertambah teguh agama, bertambah tinggi keyakinan, dan ibadah tambah bersih.

Kalau agama seseorang tidak kuat, bertanda tidak sungguh dia mengenakan agamanya. Tegas beliau bahwa i'tikad adalah tingkat pertama dan keyakinan tingkat ke dua. Sebab itu setiap keyakinan itu ialah i'tikad tapi tak semua i'tikad itu keyakinan. 

Adapun iman yang di maksud yakni termasuk di dalamnya segala amalan yang lahir dan batin. Buya Hamka menjelaskan iman, bahwa tidak ada ruginya suatu umat yang mempercayai bahwa manusia ada yang  yang menjadikan. 

Oleh karena itu Iman ialah sumber kekuatan, hati sumber keindahan alam pada penglihatan mata . Iman menyebabkan hidup mempunyai maksud dan tujuan, sehingga timbullah minat mencapai maksud dan tujuan dan untuk mengejar tujuan tersebut.

Setiap orang yang beragama pasti akan menampakkan Akhlak yang baik dalam kehidupannya. Ini awal mulanya  rusaknya budi. Buya Hamka  dalam karyanya sangat mewaspadai paham akan mengingkari Tuhan menurutnya  jika paham semacam ini menular di kalangan suatu bangsa, maka  tanda budi pekerti dan kesopanan di suatu bangsa akan rusak dan binasa. 

Akalnya  akan ditumbuhi oleh  kejahatan dan setiap hati akan ditumbuhi tipu daya, dan akhirnya  syahwat dan nafsu jadi pedoman dalam kehidupan mereka. Hingga pada akhirnya umat akan  menjadi lemah dan hina. 

Berhati-hati pula pada orang-orang yang mengaku pintar, yang berkata bahwa dengan mengingkari  tuhanlah hidupnya budi dan tegaknya kesopanan. Karena kepercayaan ini tersiar maka terbuktilah kerusakan negeri dan bangsa, rakyat dan pemerintah yan telah kehilangan pegangan. Maka Buya Hamka memberikan  Unsur yang menegakkan hidup, menimbulkan nilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun