Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Zahra

Fatemmahzahro

Selanjutnya

Tutup

Money

Utang Luar Negeri di Indonesia

27 Desember 2021   12:00 Diperbarui: 27 Desember 2021   12:03 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

"Hutang Luar Negeri Indonesia"

Akhir-akhir ini, Indonesia sedang diributkan dengan hutang luar negeri yang setiap tahunnya semakin tinggi. Utang luar negeri atau biasa juga disebut pinjaman luar negeri, yaitu sebagian dari total utang suatu negara yang didapatkan dari para kreditor d di luar negeri dalam artian negera luar, selain negara tersebut.

 Penerimaan utang luar negeri didapat dari beberapa pihak diantaranya adalah pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang luar negeri itu sendiri bermacam-macam, diantaranya didapatkan berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia.

Pinjaman luar negeri merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang diperlukan dalampembangunan.

Hutang Indonesia terhadap luar negeri dilansir dari Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN), baik pemerintah dan swasta pada September 2019 sebesar US$ 395,6 miliar atau sekitar Rp 5.538 triliun, ULN Indonesia pada kuartal III-2019 membengkak 10,41% dibandingkan triwulan II 2018 yang sebesar US$ 358,3 miliar. 

ULN Indonesia didominasi oleh ULN swasta yang sebesar USS 198,5 miliar. Sementara ULN pemerintah dan BI sebesar US$ 197,1 miliar. Adapun rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto mencapai 36,3%.

Angka tersebut sangatlah tinggi, Indonesia termasuk kedalam kategori dengan hutang luar negeri yang besar. Utang negara Indonesia yang dari tahun tahun selalu meningkat jumlahnya, sebetulnya tidak hanya utang luar negeri saja, melainkan juga dalam negeri. 

Salah satu penyebab membengkaknya hutang negara Indonesia adalah dikarenakan program infrastruktur yang ekspansif yang tentunya sangat membutuhkan banyak dana untuk berlangsungnya program tersebut agar berjalan dengan baik dan sesuai. Karena dari segi APBN pun pendapatan negara Indonesia selalu lebih rendah dari pengeluaran yang dikeluarkan, angka belanja yang tinggi dengan pendapatan yang tidak sesuai dan seimbang inilah, yang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun