Â
Di kanvas waktu, perlahan tergaris, Â
Sebuah nama yang hatiku tanggis, Â
Meski tertutup kabut yang manis, Â
Namun cintanya tak pernah habis. Â
Takdir melukis tanpa kompromis, Â
Setiap goresan terasa harmonis, Â
Seakan semesta pun turut berbisik, Â
Bahwa kau adalah bagian dari kisah romantis. Â
Warna-warna cinta melekat berbaris, Â
Menghias hidup yang dulu tragis, Â
Kini hatiku menjadi optimis, Â
Karena ada dirimu, kasih yang realistis. Â
Oh, nama yang selalu terlukis, Â
Di kanvas takdir kau jadi penulis, Â
Segala cerita penuh arti dan mistis, Â
Kekal dalam jiwa, tak pernah terhapus iris. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H