Sepucuk mawar merah kugenggam erat,
Warnanya menyala di antara kelabu hati,
Dulu ia simbol cinta yang tak pernah pudar,
Kini tinggal kenangan yang sunyi dan sepi.
Kelopaknya masih indah, mekar sempurna,
Seperti janji-janji yang pernah kau ucap,
Tapi waktu memisahkan kita dalam diam,
Meninggalkan mawar ini tanpa harap.
Setiap duri mengingatkan pada luka,
Yang tertinggal dalam jejak langkahmu,
Mawar ini tak pernah berhenti bertanya,
Ke mana cinta pergi, menghilang tak tentu.
Dan di ujung senja, kuletakkan mawar itu,
Sebagai tanda cinta yang pernah ada,
Meski kini hilang di balik kabut waktu,
Harumnya masih setia menunggu jawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H