Di ujung jalan berdebu ini,
terdapat sebuah pintu,
terukir dalam cahaya rembulan,
yang membisikkan janji pada malam.
Pintu ini tak tampak megah,
hanya terbuat dari kayu tua,
namun di baliknya,
ada dunia yang tak terjangkau oleh mata.
Di sana, masa depan bersinar lembut,
seperti embun di pagi hari,
menunggu tangan-tangan yang berani
menarik engsel menuju kemungkinan.
Saat kita melangkah mendekati,
langkah kaki terasa penuh rasa,
tetesan peluh yang mengalir
menjadi saksi harapan yang bergelora.
Setiap retakan pada pintu itu
menyimpan cerita yang belum terungkap,
sebuah misteri yang merenung dalam sunyi,
menunggu untuk dikuak dengan tekad.
Di balik pintu,
adalah lanskap yang luas dan tak bertepi,
tempat di mana impian bercampur nyata,
di mana kita bisa menulis kembali sejarah.
Namun, untuk membuka,
kita harus melawan ketakutan,
menghadapi bayang-bayang keraguan,
dan percaya pada kekuatan langkah pertama.
Saat engsel berderit lembut,
dan pintu perlahan terbuka,
waktu akan menawarkan tangan,
menuntun kita ke horizon baru.
Di sanalah, di balik pintu ini,
masa depan menunggu,
menawarkan kesempatan
dan menantang kita untuk menjadi lebih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H