Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyemai Harapan di Ladang Hati

2 Agustus 2024   16:06 Diperbarui: 2 Agustus 2024   16:11 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ladang hati yang luas dan subur,  
Kami menabur benih-benih asa,  
Dengan tangan yang penuh cinta,  
Menyemai harapan yang tak pernah pudar.

Setiap langkah di tanah desa,  
Mengguratkan jejak pengabdian,  
Dalam sunyi dan sepi yang menyapa,  
Kami bekerja dengan ketulusan.

Benih-benih harapan kami tanam,  
Di ladang hati yang penuh kasih,  
Mengharap tumbuh dan berbuah,  
Menjadi mimpi yang terwujud nyata.

Mentari pagi menyinari langkah kami,  
Menghangatkan hati yang penuh semangat,  
Dalam setiap tetes keringat yang jatuh,  
Ada harapan yang terus menyala.

Ladang hati ini luas terbentang,  
Siap menerima setiap benih kebaikan,  
Kami merawat dengan doa dan usaha,  
Agar tumbuh subur dalam keabadian.

Hujan turun membasahi tanah,  
Menyiram benih yang mulai tumbuh,  
Dalam setiap tetes air yang jatuh,  
Tersimpan harapan yang tak pernah surut.

Di bawah langit yang biru cerah,  
Kami menyaksikan keajaiban,  
Benih harapan yang kami tanam,  
Mulai tumbuh, menjulang tinggi.

Dalam kesederhanaan hidup desa,  
Kami belajar arti kesabaran,  
Bahwa setiap usaha yang tulus,  
Akan berbuah manis pada waktunya.

Malam tiba dengan rembulan purnama,  
Menerangi ladang hati yang tenang,  
Kami duduk merenung sejenak,  
Melihat benih harapan yang mulai bersemi.

Di ladang hati yang penuh cinta,  
Kami menyemai harapan tanpa henti,  
Mengharap masa depan yang cerah,  
Bagi desa dan semua yang dicintai.

Dalam setiap detik yang berlalu,  
Kami terus merawat dengan penuh kasih,  
Menyemai harapan di ladang hati,  
Agar tumbuh menjadi mimpi yang abadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun