Di langit yang berselimut kabut,
Matahari tersembunyi di balik awan,
Cahaya lembutnya terhalang jauh,
Namun, ia tetap bersinar dalam kesunyian.
Awan-awan membungkus sinarnya,
Seakan memeluk lembut dari jarak jauh,
Tetapi di balik tirai yang abu-abu,
Cahaya keemasan tetap merembes lembut.
Seperti rindu yang tersembunyi di hati,
Yang tak mampu diungkapkan kata,
Matahari menunggu saat yang tepat,
Untuk membanjiri bumi dengan sinarnya.
Dalam ketenangan langit yang terhalang,
Terdapat janji dari hari yang cerah,
Seperti harapan yang tak pernah pudar,
Meskipun diselimuti oleh awan yang tebal.
Ketika awan perlahan terpisah,
Dan langit kembali pada kejernihan,
Matahari tersenyum dari balik tirai,
Membawa hari yang penuh kehangatan.
Seperti matahari di balik awan,
Kita semua menyimpan cahaya di dalam,
Menunggu waktu yang tepat untuk bersinar,
Dan membagikan keindahan pada dunia yang menunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H