Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nyala Emas di Ujung Hari

27 Juli 2024   07:40 Diperbarui: 27 Juli 2024   08:02 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di ujung cakrawala, langit merona,
Nyala emas menyapu lembut senja.
Horizon terbungkus dalam pelukan warna,
Mengantar hari menuju malam yang penuh cerita.

Di balik siluet gunung yang menunduk lembut,
Matahari membubuhkan sentuhan akhir yang lembut.
Epilog cahaya di hari yang telah lelah,
Menggores jejak keemasan di setiap relung langit yang merah.

Rona jingga, kuning, dan merah berpadu,
Seolah langit mengungkapkan kisahnya yang mendalam dan syahdu.
Cahaya teredam dalam pelukan malam,
Menyisakan kenangan yang hangat di hati yang tenang.

Sinar matahari, meski perlahan pudar,
Meninggalkan bekas yang abadi di hati yang terjaga.
Di hujung hari, kita berdiam sejenak,
Menyaksikan nyala emas yang memudar perlahan, menyejukkan setiap helaan napas.

Ketika malam datang dan bintang bersinar,
Nyala emas di hujung hari masih membekas dalam ingatan,
Sebagai tanda bahwa hari telah melukis,
Kisah indah yang takkan pernah terlupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun