Rumput tetangga hijau mempesona,
Berdiri tegak di bawah sinar mentari.
Membuat hati berbisik dalam asa,
Mengapa milikku tak seindah hari?
Melihat dari jauh dengan kagum,
Rumput tetangga selalu tampak cerah.
Mengundang iri dalam hati yang diam,
Mengapa nasibku selalu tak ramah?
Namun tak tahu perjuangan di sana,
Air mata dan peluh yang tersembunyi.
Rumput tetangga tampak sempurna,
Tapi ada cerita di balik sunyi.
Mari hargai rumput di halaman sendiri,
Siram dengan cinta dan kerja keras.
Hijaunya akan tumbuh indah berseri,
Menyambut pagi dengan hati yang ikhlas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H