Di balik topeng senyum yang kau kenakan,
Ada wajah yang tersembunyi,
Raut yang kau sembunyikan,
Di balik tirai kebohongan yang kelam.
Topeng itu berkilau di mata dunia,
Menyilaukan siapa pun yang menatap,
Namun di balik gemerlap itu,
Ada luka yang kau tutupi rapat.
Setiap langkahmu penuh dengan kepalsuan,
Tawa yang terdengar kosong,
Kata-kata yang terucap,
Mengandung kebohongan yang mendalam.
Hatimu bersembunyi di balik bayang-bayang,
Takut akan kebenaran yang terungkap,
Setiap gerak-gerikmu adalah sandiwara,
Menjaga agar topeng tetap utuh.
Namun di dalam sepi malam,
Saat tiada lagi penonton,
Topeng itu kau lepas perlahan,
Dan wajahmu yang sejati pun terlihat.
Air mata mengalir di pipi,
Menghapus jejak kepalsuan,
Wajah yang lelah dan penuh luka,
Mencari pelipur dalam kegelapan.
Wajah di balik topeng,
Menyimpan cerita yang tak terungkap,
Rahasia yang hanya kau dan malam tahu,
Tentang kebenaran yang tertahan.
Terlalu lama kau hidup dalam kebohongan,
Sampai kapan kau akan bertahan?
Biarkan wajahmu yang sejati bersinar,
Dan lepaskan topeng yang menyiksa jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H