Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati yang Teriris

29 Juni 2024   15:01 Diperbarui: 29 Juni 2024   15:08 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati yang teriris dalam sunyi malam,
Seperti sayatan pisau menusuk perlahan,
Merintih dalam kehampaan yang terabaikan,
Menyiratkan luka yang tak tersembuhkan.

Setiap irama detaknya menggema,
Mengungkapkan derita yang terpendam,
Serpihan rasa yang terluka dan hampa,
Menjadi saksi bisu dari sepi yang membara.

Di antara kepingan-kepingan hati yang pecah,
Terukir cerita-cerita yang terlupakan,
Mengalir dalam arus kepedihan yang tak terhentikan,
Menyemai rindu yang tak terucapkan.

Oh, hati yang teriris dalam sunyi,
Bagai reruntuhan yang tak tersingkap,
Menyimpan cerita pilu dan kehilangan,
Namun tetap berusaha untuk bangkit kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun