Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Retaknya Senyum

29 Juni 2024   13:56 Diperbarui: 29 Juni 2024   14:00 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik senyum yang terukir manis,
Tersembunyi cerita pilu yang tak terucapkan,
Retaknya senyum di bibir yang berbisik,
Menyiratkan luka yang terpendam dalam hati.

Senyum yang dulu menghiasi pagi,
Kini redup dalam bayang-bayang lara,
Retaknya senyum, seperti kaca yang pecah,
Menyisakan pedih di setiap coretan waktu.

Tak terduga, seperti angin yang melintasi,
Senyum itu mulai memudar perlahan,
Meninggalkan jejak kehampaan di sudut mata,
Menyiratkan kerinduan yang menggelora.

Oh, retaknya senyum yang dulu begitu tulus,
Kini memancarkan kesepian yang dalam,
Menyimpan cerita di balik setiap kerutan,
Di dalam relung hati yang penuh dengan penantian.

Namun meski retak, senyum itu tetap ada,
Sebagai kenangan yang bersemi dalam ingatan,
Mengajar bahwa bahagia dan duka saling berdampingan,
Di dalam perjalanan hidup yang tak terduga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun