Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati yang Terukir Luka

29 Juni 2024   09:27 Diperbarui: 29 Juni 2024   09:32 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di dalam lubuk hati yang sunyi,
Terukir luka yang tak terlihat mata.
Sebuah cerita tentang kepedihan,
Yang mengalir dalam setiap denyut.

Luka ini, bukan sekadar goresan,
Tetapi jejak perjalanan yang berliku.
Membingkai rasa yang terluka,
Dalam hela napas yang terasa berat.

Setiap serpihan luka, menyisakan cerita,
Tentang kehilangan dan kecewa yang mendalam.
Hati yang pernah penuh harapan,
Kini terluka dan rapuh dalam sunyi.

Namun, di dalam luka terdapat kekuatan,
Yang tumbuh dari setiap jatuh dan bangkit.
Sebuah pelajaran tentang kehidupan,
Yang mengajariku tentang kekuatan sejati.

Luka hati ini, bukanlah akhir dari segalanya,
Tetapi permulaan dari perjalanan baru.
Menuju kesembuhan dan kebahagiaan,
Di antara bayang-bayang luka yang tersembunyi.

Hati yang terluka, seperti bunga yang layu,
Tetapi masih mampu mekar kembali.
Luka ini, sebuah bagian dari diri,
Yang menguatkan langkah di setiap perjalanan.
Di sudut hati yang sunyi,
Sisa-sisa kenangan terjalin rapuh,
Meratap dalam senyap yang mendalam,
Tersisa hanya luka yang tak terobati.

Mengintai bayang-bayang masa lalu,
Yang kini hanya senyap dan hampa,
Pilu merayapi setiap sudut hati,
Membius dalam ingatan yang pahit.

Dalam hening malam yang sunyi,
Aku berjalan di antara kenangan yang redup,
Mencoba meraih bayangmu yang tak lagi ada,
Namun hanya sisa-sisa yang terluka.

Oh, pilu dalam sisa-sisa kenangan,
Seperti angin yang menghempas batu,
Menggoreskan luka di dalam dada,
Menyisakan kerinduan yang tak terlupakan.

Tak terhapus oleh waktu yang berlalu,
Hanya bisa kuungkapkan dalam puisi ini,
Pilu yang terukir dalam sisa-sisa kenangan,
Menggetarkan jiwa, menggugah rindu yang terpendam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun