Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jeda Luka yang Tak Terbalut

29 Juni 2024   01:29 Diperbarui: 29 Juni 2024   01:33 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam keheningan malam yang sunyi,
Terjalin jeda luka yang tak terbalut.
Seperti lukisan di atas kanvas hati,
Menggambarkan kepedihan yang terpendam.

Jeda ini, seperti napas yang terhenti,
Di antara desiran waktu yang berhenti.
Hati yang terluka, merintih dalam gelap,
Mencari penghiburan yang tak kunjung datang.

Di sela-sela jeda, terdengar getar,
Suara hati yang memanggil dalam sepi.
Luka yang menganga, tak terlupakan,
Menyisakan bekas dalam setiap langkah.

Jeda luka ini, mengukir dalam kehampaan,
Seolah melodi yang tak kunjung usai.
Namun di balik jeda itu, tersimpan harapan,
Akan sembuhnya dari kepedihan yang ada.

Dalam setiap jeda, ada kekuatan,
Untuk mengumpulkan serpihan hati yang retak.
Jeda luka yang tak terbalut ini,
Mengajarkan tentang ketabahan dalam derita.

Jeda ini bukanlah akhir dari segalanya,
Tetapi awal dari penyembuhan yang tercipta.
Di setiap hentian, terdapat kesempatan,
Untuk mengembalikan kekuatan yang hilang.

Jeda luka yang tak terbalut,
Ku temukan arti dalam setiap kesunyian.
Melangkah dengan langkah yang berani,
Menuju cahaya yang bersinar di ujung jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun