Di lorong sunyi, waktu berbisik lembut, Â
Dedaunan gugur, cerita perlahan teruntai, Â Jejak-jejak langkah, hilang ditelan rindu, Â
Kenangan bersemi, di setiap helaian yang jatuh.
Hijau yang meranggas, membawa pesan lama, Â
Tentang tawa ceria, dan air mata yang terdiam, Â
Setiap lembaran, seakan bernyanyi lirih, Â
Menyapa hati, yang rindu masa silam.
Lorong kenangan, penuh bayangan senja, Â
Di sana kita berlari, mengejar angan dan mimpi, Â
Kini hanya dedaunan, menjadi saksi bisu, Â
Bahwa kita pernah ada, di tempat itu.
Aroma nostalgia, tercium di setiap sudut, Â
Angin membawa cerita, dari masa lalu, Â
Menggugah ingatan, yang nyaris terlupa, Â
Tentang janji-janji, yang pernah terucap.
Waktu terus berlalu, namun dedaunan tetap setia, Â
Menjaga rahasia, yang tersimpan di dalamnya, Â
Di lorong kenangan, meski kita tak lagi di sana, Â
Hati tetap terikat, oleh benang-benang masa.
Biarkan dedaunan, menari dalam hening, Â
Membawa kisah kita, pada setiap musim, Â
Dan di setiap gugurnya, ada rindu yang abadi, Â
Mengisahkan cinta, yang tak pernah mati.