Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serpihan Hati di Atas Lautan Air Mata

19 Juni 2024   11:31 Diperbarui: 19 Juni 2024   13:29 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di senja muram, kelabu meraja,
Lautan air mata menghampar luas,
Serpihan hati terapung tanpa arah,
Terlantun rindu, terbawa arus gelisah.

Di ujung horizon, matahari tenggelam,
Membawa harapan pada pelukan malam,
Setiap tetes air, sebuah kisah berkelana,
Mengisahkan luka yang tak kunjung reda.

Bagaimana hati bisa begitu rapuh?
Menyerpih dalam duka yang tak terucap,
Angin malam merayap, membawa sepi,
Mengusik jiwa, menyayat mimpi.

Dalam kegelapan, gemintang menyala,
Menuntun hati yang terpecah belah,
Namun bayang-bayang masa lalu,
Tetap membayangi, tak mau berlalu.

Lautan air mata, saksi bisu,
Perjalanan cinta yang tak mengenal waktu,
Serpihan hati, tersapu ombak kesedihan,
Mencari dermaga, tempat perhentian.

Tapi di balik tiap gelombang,
Tersembunyi kekuatan yang tangguh,
Dalam serpihan hati, ada harapan,
Di atas lautan air mata, cinta tetap berju

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun