Di tengah riuh suara dan tawa, Â
Ada sepi yang tak terlihat oleh mata, Â
Hati terdiam, tenggelam dalam hampa, Â
Mencari arti di balik gemuruh dunia.
Langkah-langkah beriringan, namun terpisah, Â
Wajah-wajah berseri, namun terasa jauh, Â
Keramaian ini seperti mimpi yang merambah, Â
Meninggalkan hati dalam sunyi yang luruh.
Di setiap sudut, percakapan bertebaran, Â
Namun jiwa merintih dalam keheningan, Â
Sepi hadir, seperti bayang tak berkenalan, Â
Menemani dalam diam, tanpa keriuhan.
Mencoba tersenyum, meski hati merintih, Â
Menjadi bagian dari gemuruh yang asing, Â
Namun sepi tetap merangkul, tak tertinggal, Â
Membuat hati terasing, dalam keramaian yang bising.
Apakah arti keramaian, jika hati tak bergaung? Â
Jika jiwa tetap sunyi, meski ramai di sekeliling? Â
Sepi ini adalah bayangan yang selalu menghantui, Â
Menemani langkah dalam kebisingan yang membingungkan.
Dalam keramaian, aku mencari makna, Â
Menyusuri setiap sudut, berharap menemukan, Â
Namun sepi ini tetap setia menyapa, Â
Menjadi sahabat dalam riuh yang penuh kesendirian.