Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak Hujan Menari di Atas Daun Kering

27 Februari 2024   09:43 Diperbarui: 27 Februari 2024   10:01 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jejak hujan menari di atas daun kering,
Sedalam rindu yang tak pernah berhenti merayap.
Di senja yang merayu, embun berbisik,
Mengungkap cerita diam yang tak terucap.

Lembut sentuhan tetes air di atas rerumputan,
Menyiratkan kesepian dalam gejolak senja.
Jejak langkah waktu tak terelakkan,
Mengukir luka, merenda waktu yang kian berlalu.

Daun-daun kering menjadi saksi bisu,
Cerita hujan yang menari, mengurai resah.
Pada setiap simpul kenangan yang terjalin,
Jejak hujan dan daun kering bertemu dalam pelukan malam.

Lalu, dalam keheningan malam yang terpampang,
Jejak hujan berubah jadi lirik lagu kelam.
Daun kering terbawa angin, mengiringi sendu,
Sebuah puisi yang tak pernah usai ditulis waktu.

Hingga mentari menari kembali di ufuk timur,
Jejak hujan dan daun kering pun berdamai.
Puisi malam yang tlah terurai dalam diam,
Meninggalkan cerita pada jejak di tanah yang basah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun