Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

2 Keabadian

15 Februari 2024   04:42 Diperbarui: 15 Februari 2024   04:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di malam yang sunyi, bintang berbisik,
Keabadian merona di peluk senja.
Angin peluk tubuhnya, waktu terhenti,
Dalam detik yang abadi, cinta terpatri.

Pohon tua bersaksi, masa tak terbatas,
Daunnya jatuh, namun akarnya abadi.
Seperti waktu yang tak terungkap,
Keabadian tercipta, di setiap hela napas.

Biru langit menyaksikan, cerita tak berujung,
Matahari terbenam, tetap bersinar hingga keabadian.
Cahaya merona, memeluk hati yang tulus,
Dalam puisi keabadian, cinta abadi menyatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun