Kesedihan yang tak terkupa
Di malam sunyi, hatiku terpaku,
Kesedihan mengalir, tak terlupa.
Bayangmu melayang di langit kelabu,
Seperti senja yang perlahan sirna.
Bibir ini terkatup, meratapi waktu,
Kisah cinta yang kandas, tak bertepi.
Luka-luka dalam, terukir abadi,
Sebuah kenangan yang tak pernah lekang.
Dalam hening, sepi memeluk diri,
Airmata malu mengalir pelan.
Bagaikan hujan di musim kering,
Hati ini tersedu, merindu yang pergi.
Tak terlupa akan kepedihan itu,
Bagai angin yang membawa duka.
Melodi kesedihan memainkan lagu,
Di hati yang pilu, kian terluka.
Namun, di dalam gelap, ada cahaya,
Harapan muncul, meski pelan.
Mungkin suatu hari, hati ini kembali,
Merangkai senyum di balik luka.
Kesedihan yang tak terlupa,
Adalah bagian dari perjalanan.
Meski getir, kita melangkah,
Menuju fajar yang membawa pelangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H