Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lukisan Alam

23 Januari 2024   21:15 Diperbarui: 23 Januari 2024   21:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Di ketinggian yang merayap langit,
Gunung menjulang, megah dan megah.
Puncaknya menari-nari di bawah sinar mentari,
Seolah-olah sentuhan sang matahari menari.

Awan putih berarak di langit biru,
Seperti gumpalan kapas terbang mengapai tinggi.
Angin pun berbisik rahasia gunung,
Merayu daun-daun menari dalam irama.

Hijau daun bergoyang dalam pelukan angin,
Menciptakan harmoni alam yang abadi.
Dalam sunyi, gunung menjadi guru bisu,
Mengajarkan ketenangan pada jiwa yang gelisah.

Di kaki gunung, sungai melodi berbicara,
Berbisik kepada batu dan pepohonan.
Aliran air mengalir membelai batu-batu,
Menyanyikan lagu tentang kehidupan yang tak pernah usai.

Bunga-bunga bermekaran di lereng-lereng,
Warna-warni mempercantik lukisan alam.
Semburat pelangi menyapa mata,
Menandakan keindahan dalam perbedaan.

Di puncak, saksikan matahari terbenam,
Merangkul gunung dengan cahaya hangat.
Langit berubah menjadi palet warna,
Sebagai tanda terima kasih pada keindahan.

Oh, gunung yang agung dan damai,
Menyimpan misteri dalam keheningan malam.
Puisi ini menjadi nyanyian syukur,
Untuk keindahanmu yang tak terlukiskan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun