Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Raja Buah

16 Januari 2024   21:15 Diperbarui: 16 Januari 2024   21:26 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kebun yang subur dan subur,
Tumbuhlah buah pepaya dengan indahnya.
Rona kuningnya menggoda hati,
Menari-nari di cabang yang gemulai.

Pepaya, buah dari matahari,
Menyimpan rahasia kelezatan di dalamnya.
Kulitnya yang halus, seperti belahan senyum,
Mengundang kita untuk mencicipi nikmatnya.

Belahan pepaya membuka tabir keajaiban,
Bijinya tersusun rapi, seperti permata terpendam.
Manisnya memeluk lidah dengan lembut,
Seolah mengajak kita dalam perjalanan rasa.

Di tiap potongannya, tersembunyi kesehatan,
Vitamin dan nutrisi menyapa dengan senyum.
Pepaya, penyegar di musim panas,
Memberikan kelezatan di setiap gigitan.

Buah pepaya, sumber inspirasi,
Mengajarkan tentang keindahan alam.
Dalam lembutnya dagingnya, terdapat kekuatan,
Seperti cinta yang tumbuh dalam kebersamaan.

Oh, buah pepaya, simbol kesuburan,
Memberikan berkah dalam setiap musim.
Di kebun yang hijau, kau tumbuh dengan megah,
Menjadi bukti keajaiban alam yang abadi.

Pepaya, sahabat di meja makan,
Selalu siap menyapa dengan kelezatan.
Dalam puisi ini, kuhormati keelokanmu,
Buah pepaya, anugerah dari alam yang agung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun