Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Bimbingan Konseling Menyeramkan? Anda Salah Penafsiran

1 Oktober 2018   09:49 Diperbarui: 1 Oktober 2018   10:03 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Apakah yang terlintas dalam pikiran Anda jika mendengar kata guru Bimbingan Konseling? Pasti Anda langsung tertuju pada istilah guru yang galak dan banyak ditakuti oleh siswa. Penjudgean tentang guru Bimbingan Konseling ini adalah kesalahan terbesar dalam dunia pendidikan yang sudah mengakar. Oleh karena itu perlu pembenaran tentang mindset berpikir siswa terhadap guru Bimbingan Konseling. Sebenarnya guru Bimbingan Konseling adalah guru yang sangat berjasa bagi peserta didiknya, terutama terhadap peserta didik yang sering melakukan konsultasi. 

Guru Bimbingan Konseling sebenarnya merupakan guru yang multi talent. Mengapa dikatakan multi talent ? Bisa Anda ketahui sendiri setelah Anda merasakan pentingnya Bimbingan Konseling dalam dunia Anda. Misalkan saja, saat ada kesulitan terkait pembelajaran atau ketika anda sedang kebingungan untuk mencari universitas, maka guru Bimbingan Konselinglah yang akan menanganinya dengan tuntas.


Dengan adanya hal itu, peserta didik baru merasa oh, iya ternyata guru bimbingan konseling itu ramah, suka membantu dan transparan kepada siswanya. Nah, inilah yang sebenarnya ingin diberikan oleh guru Bimbingan Konseling kepada peserta didiknya dan ini merupakan tugas pokok mereka. 

Seperti yang tertulis dalam SK Menpan No. 84/1993, ditetapkan bahwa tugas pokok guru Bimbingan Konseling adalah menyusun program Bimbingan Konseling, melaksanakan Bimbingan Konseling, evaluasi pelaksanaan Bimbingan Konseling, Analisis pelaksanaan Bimbingan Konseling, dan melakukan tindat lanjut dalam program Bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. 

Dalam menyusun program bimbingan, seorang guru Bimbingan harus merancang kegiatan bimbingan yang hendak dilakukan dengan memperhatikan kodisi sosial peserta didik. Misalkan dalam Madrasah Tsanawiyah, seorang guru Bimbingan Konseling dapat merancang kegiatan konsultasi tentang kesulitan belajar, kebingungan untuk melanjutkan studi dan sebagainya.

Tugas pokok kedua Guru Bimbingan Konseling adalah melaksanakan bimbingan yang telah dirancang sebelumnya. Pada proses pelaksanaan bimbingan, guru Bimbingan Konseling berusaha keras untuk mewujudkan program yang telah direncanakan dengan kompetensi yang dimilikinya. 

Adapun  kompetensi guru Bimbingan Konseling sama dengan kompetensi guru pada umunya, yaitu mencakup kemampuan pedagogik. Kemampuan pedagogik adalah kemampuan yang dimiliki guru Bimbingan Konseling dalam mengelola proses bimbingan. Tugas pokok ketiga guru Bimbingan Konseling yaitu mengevaluasi bimbingan. 

Pengevaluasian Bimbingan bisa dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling pada setiap kegiatan konsultasi maupun di akhir semester. Semua itu tergantung pada guru Bimbingan Konseling tersebut. Tugas pokok guru Bimbingan Konseling yang selanjutnya yaitu menganalisis program Bimbingan Konseling. Dalam menjalankan tugas ini, seorang guru Bimbingan Konseling terlihat jelas progresnya dalam menangani perkembangan peserta didik.

Keluwesan guru Bimbingan Konseling daam tugas pokok ini sangat menonjol jika peserta didik menyadarinya. Akan tetapi apa buktinya mengenai keluwesan guru Bimbingan Konseling bagi peserta didik? Nah ini yang jadi masalah hingga detik ini, yaitu mindset siswa yang masih menganggap guru Bimbingan Konseling adalah galak dan menakutkan. Seharusnya mindset seperti ini harus segera dibuang jauh-jauh dan diganti dalam diri peserta didik, yaitu melalui tugas  guru Bimbingan Konseling yang sangat urgen. Tugas tersebut yaitu melakukan tindak lanjut terhadap program bimbingan yang berada pada taraf tinggi. Pada pelaksanaan tugas ini, transparansi guru terhadap peserta didik sangat terihat jelas dan gamblang. Dengan ini maka kedekatan antara peserta didik dengan guru Bimbingan Konseling semakin terbangun dengan luwes dan harmonis.

Dengan berbagai alasan yang logis diatas, maka mindset berpikir peserta didik dapat diubah secara perlahan dan pasti. Sehingga anggapan guru Bimbingan Konseling  adalah menakutkan tersebut secara perlahan akan musnah dan berubah menjadi penafsiran bahwa guru Bimbingan Konseling adalah Guru yang menyenangkan dan terbuka bagi peserta didiknya.

Semoga ulasan diatas bisa mengatasi mindset berpikir siswa terkait guru Bimbingan Konseling dan bermanfaat bagi guru Bimbingan Konseling maupun bagi peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun