Di era perkembangan teknologi, tingkat ketertarikan anak-anak terhadap aktivitas membaca sangatlah rendah menjadi perhatian cukup besar. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pendidik dan orang tua dalam upaya meningkatkan minat anak pada kegiatan membaca. Perkembangan teknologi modern yang sangat pesat seperti video game dan media sosial, menjadikan kebiasaan membaca sering terabaikan. Banyak yang khawatir bahwa layar gadget dan permainan digital semakin menjauhkan anak-anak dari dunia literasi. Namun, ada satu cara yang tak lekang oleh waktu untuk menumbuhkan minat baca pada anak, yaitu melalui sastra tradisional seperti cerita rakyat. Sastra tradisional memiliki keunikan tersendiri yang dapat memikat anak-anak sekaligus melestarikan warisan budaya. Cerita rakyat tidak hanya menarik karena kaya akan kisah-kisah moral dan nilai budaya, tetapi juga menjadi media yang menghibur sekaligus mendidik.
Mengapa Penting Tingkatkan Minat Baca Anak?
Minat baca anak memiliki peran penting dan perlu ditingkatkan karena membaca merupakan kemampuan dasar yang penting dalam perkembangan akademis dan pribadi mereka. Membaca merupakan kegiatan yang memiliki banyak manfaat, baik dalam aspek kognitif maupun emosional. Kegiatan ini bukan hanya tentang mengenali kata-kata, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam terhadap makna yang terkandung dalam tulisan tersebut. Berikut dampak positif kebiasaan membaca pada perkembangan anak: Â
- Meningkatkan keterampilan berbahasa
- Memiliki pengetahuan atau wawasan yang luas
- Meningkatkan konsentrasi
- Membentuk karakter dan moralitas
Melalui membaca cerita, misalnya sastra tradisional cerita rakyat dapat membantu anak-anak membentuk karakter yang baik dan memahami nilai moral yang ada pada cerita dan diterapkan dalam keseharian mereka. Bagaimana sastra tradisional cerita rakyat dapat menjadi jembatan untuk meningkatkan minat baca anak-anak? Simak pembahasannya berikut ini!
Apa itu Sastra Tradisional? Â
Sastra merupakan bentuk ekspresi manusia yang disampaikan dengan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Tradisional dalam hal ini, berarti bahwa mentradisi atau turun temurun, tidak diketahui asal-usulnya dan diceritakan dari generasi ke generasi. Sastra tradisional adalah adalah bentuk ekspresi budaya yang disampaikan atau diungkapkan dengan bahasa serta diwariskan secara turun-temurun. Ciri-ciri sastra tradisional yang membedakan dengan sastra modern yaitu:
- Anonim, artinya tidak diketahui pengarangnya
- Bersifat turun temurun
- Menekankan pada pesan moral
- Bersifat dinamis, dapat berubah sesuai konteks masyarakat
- Mencerminkan budaya masyarakat tradisional Â
Sastra tradisional mencakup berbagai jenis karya sastra yang beragam, beberapa jenis sastra tradisional diantaranya yaitu cerita rakyat, legenda, fabel, hikayat, puisi, pantun, dan lain-lain.Â
Apa itu Cerita Rakyat?
Kisah yang berkembang dan tumbuh di tengah masyarakat pada masa lampau, kemudian secara turun-temurun diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya dinamakan cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan bagian penting dari tradisi budaya karena mencerminkan kehidupan, nilai moral dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pada zamannya. Setiap cerita rakyat, memuat pesan moral atau pelajaran hidup yang relevan. Cerita rakyat menjadikan sarana efektif dalam menyampaikan nilai moral kepada generasi muda. Cerita rakyat merupakan cerita yang menggambarkan budaya masyarakat yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi, dengan tujuan menyampaikan pesan moral (Novia L, dkk, 2023). Selain itu, keberagaman cerita rakyat di berbagai daerah juga menggambarkan betapa kaya dan uniknya warisan budaya sebuah bangsa.
Sebagai contoh, cerita seperti Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dari Yogyakarta, atau Malin Kundang dari Sumatra Barat, memiliki karakteristik masing-masing yang mencerminkan budaya lokal. Selain contoh tersebut, masih banyak lagi contoh dari cerita rakyat, seperti Keong Emas, Sangkuriang, Bawang Merah dan Bawang Putih, Cinde Laras, Ande-Ande Lumut, Si Pitung, dan masih banyak lagi.Â
Mengapa Cerita Rakyat Cocok untuk Meningkatkan Minat Baca Anak?
Sastra tradisional mengandung nilai moral dan pendidikan, misalnya pada cerita rakyat. Cerita rakyat tidak hanya sebagai hiburan semata, namun juga mengajarkan berbagai nilai penting,seperti keberanian, kejujuran, dan keadilan yang disampaikan melalui karakter dan peristiwa dalam cerita. Cerita rakyat memperkenalkan anak pada budaya dan tradisi lokal, sehingga mereka lebih menghargai warisan nenek moyang. Selain itu, salah satu daya tarik cerita rakyat adalah keberadaan tokoh-tokoh fantastis dan elemen magis dalam ceritanya. Berisi cerita yang menarik dan fantastis, tokoh-tokoh seperti pahlawan, makhluk ajaib, dan petualangan seru dapat merangsang imajinasi anak, sehingga anak tertarik untuk terus membaca. Cerita rakyat umumnya disampaikan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, terutama bagi anak-anak. Struktur cerita yang langsung, tanpa banyak plot yang rumit, membuat anak-anak lebih mudah mengikuti alur dan memahami pesan yang disampaikan. Â
Bagaimana Cerita Rakyat dapat Meningkatkan Minat Baca Anak?Â
Berikut adalah beberapa cara bagaimana cerita rakyat dapat digunakan untuk meningkatkan minat baca anak:Â
1. Menjadi media hiburan yang menarikÂ
Cerita rakyat sering kali penuh dengan elemen magis, tokoh-tokoh unik, dan alur cerita yang seru. Keunikan ini membuat anak-anak tertarik untuk membacanya. Mereka merasa seperti memasuki dunia petualangan yang penuh dengan kejutan dan pelajaran berharga.Â
2. Penggunaan ilustrasi yang menarikÂ
Buku cerita rakyat dengan ilustrasi yang menarik dapat menarik minat baca anak. Gambar-gambar tersebut membantu anak memahami isi cerita dan membuat pengalaman membaca lebih menyenangkan.Â
3. Menghidupkan cerita melalui drama atau bermain peranÂ
Anak-anak sangat menyukai aktivitas yang melibatkan gerak dan kreativitas. Cerita rakyat dapat dihidupkan kembali melalui drama atau permainan peran. Misalnya, anak-anak dapat memerankan tokoh seperti Timun Mas atau Lutung Kasarung. Aktivitas ini membuat mereka lebih terhubung dengan cerita dan merasa terlibat secara emosional. Sehingga mereka muncul keinginan untuk bermain peran lagi dengan cerita lain, dimana sebelum dimulai harus membaca alur cerita yang akan dilalui.Â
4. Melalui kegiatan mendongengÂ
Dengan rutin mengadakan kegiatan mendongeng, anak-anak akan terbiasa dengan aktivitas mendengarkan dan membaca. Hal ini dapat menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini. Saat mendongeng, anak-anak bisa diperkenalkan pada berbagai jenis cerita rakyat, yang kemudian mereka dapat lanjutkan dengan membaca sendiri. Jika cerita yang didongengkan membuat anak-anak penasaran dengan alur cerita atau tokoh-tokoh lainnya, mereka akan lebih terdorong untuk mencari buku yang memuat cerita serupa, sehingga meningkatkan minat baca mereka.Â
5. Memanfaatkan perkembangan teknologiÂ
Menggunakan buku elektronik atau e-book yang memuat cerita-cerita rakyat lengkap dengan ilustrasi yang menarik dan navigasi yang mudah digunakan, sehingga anak-anak dapat membaca dengan nyaman di perangkat mereka. E-book ini dapat disesuaikan dengan kemampuan baca anak, dengan ukuran font yang besar, warna-warna cerah, dan gambar-gambar yang menggugah imajinasi. Melalui e-book, anak-anak juga bisa memilih cerita yang mereka inginkan dan membaca kapan saja tanpa terikat pada ketersediaan buku fisik. Hal ini memberikan kebebasan dan kenyamanan bagi anak untuk menikmati cerita rakyat yang penuh dengan pelajaran moral dan budaya. Tak hanya itu, buku elektronik juga bisa dilengkapi dengan fitur audio atau narasi suara, sehingga anak-anak dapat mendengarkan cerita sambil membaca, meningkatkan pengalaman belajar mereka.
Sastra tradisional dapat menjadi pintu gerbang ke dunia literasi yang penuh keajaiban. Dengan cerita rakyat, kita tidak hanya menghidupkan warisan budaya, tetapi juga membuka jalan bagi anak-anak untuk menjadi pembaca sejati. Jadi, mari mulai hari ini, bacakan satu cerita dengan cara yaang interaktif, dan lihat bagaimana minat baca anak tumbuh dengan sendirinya!Â
Sumber:
Gambar Cover Buku Cerita Rakyat Lutung Kasarung https://images.app.goo.gl/UW5anBi35hDAAxhp6Â
Handayani, V., et al. (2019). DONGENG SEBAGAI STIMULAN AWAL PENINGKATAN MINAT BACA BAGI SISWA PAUD BUNDA HAJAR JATINANGOR. Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal, 2(1), 13--18. https://doi.org/10.33330/jurdimas.v2i1.280Â
Jayanti, R., et al. (2024). Strategi Membaca untuk Menumbuhkan Minat Baca pada Anak TK Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Basicedu, 8(4), 2451--2460. https://doi.org/10.31004/basicedu.v8i4.7884Â
Ma'mudah, A. (2021, December 17). Meningkatkan Minat Baca Anak melalui Metode Dongeng - Radar Semarang. Retrieved November 28, 2024, from Meningkatkan Minat Baca Anak melalui Metode Dongeng - Radar Semarang website: https://radarsemarang.jawapos.com/untukmu-guruku/721389134/meningkatkan-minat baca-anak-melalui-metode-dongeng \Â
Novia, L., et al. (2023). Meningkatkan Minat Baca Anak-anak Melalui Cerita Rakyat Lokal: Program Dongeng dan Kreativitas Untuk Membuka Dunia Imajinasi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Inovasi , 2(2), 32--37.Â
Patiung, D. (2016). MEMBACA SEBAGAI SUMBER PENGEMBANGAN INTELEKTUAL. Al Daulah : Jurnal Hukum Pidana Dan Ketatanegaraan, 5(2), 352--376. https://doi.org/10.24252/ad.v5i2.4854Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H